18 : Sesuatu Yang Hilang

240 109 446
                                    

Selamat membaca❤
Jangan lupa vote dan comment

Enjoyy!

Enjoyy!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍓🍓🍓

Malam hari, di kediamannya Laskar, cowok itu tengah merebahkan dirinya di kasur. Perlahan mata cowok itu terbuka dan menatap langit-langit kamarnya yang bernuansa warna netral, yaitu hitam dan abu-abu.

Sudah hampir sebulan Laskar merasakan kehampaan yang luar biasa. Semenjak Kazuma pergi PKL-cowok itu merasa kesepian karna tidak ada seseorang yang menemaninya setiap malam. Biasanya Laskar senang ke rumah Kazuma setiap malam untuk bermain bersama atau sekedar menemani gadis itu belajar.

Namun kali ini tidak, ia merasa sendiri. Teman-teman Laskar banyak sekali yang mengajaknya nongkrong, tapi Laskar menolaknya, lantaran cowok itu malas. Mood-nya sedang tidak bagus, jadi lebih baik ia diam di rumah saja.

Laskar mengubah posisinya menjadi duduk. Tiba-tiba pintu kamarnya dibuka dengan kasar. Laskar terkejut, dari arah pintu kamar cowok itu, ia melihat pria bertubuh kekar dan berpakaian rapi. Dia adalah Altez-ayah kandungnya.

"Apa-apaan ini, kenapa nilai ujian kamu menurun, Laskar?!" Altez berdiri di depan tempat tidurnya dengan tatapan membidik tajam menatap Laskar.

Tubuh Laskar seketika menegang. Cowok itu hanya terdiam sampai pada akhirnya Altez menghampiri Laskar dan menampar pipi cowok itu dengan kasar.

Plak!

"Anak tidak berguna!"

Laskar memegang pipi kirinya yang terasa memanas akibat tamparan tadi. Cowok itu memejamkan matanya, menahan rasa sakit yang seketika menjalar di pipinya.

"Maaf." Hanya satu kata yang mampu diucapkan Laskar kepada Altez dengan tatapan menunduk.

"Kamu anak Papa satu-satunya Laskar! Kenapa kamu tidak bisa memberikan nilai yang tinggi? Kenapa tiba-tiba nilaimu jadi jelek seperti ini?! Apa karna kamu bersanding dengan gadis itu, akhirnya kamu jadi seperti ini dan nilai kamu menurun?! Hah? JAWAB LASKAR!"

Laskar hanya terdiam. Telapak tangannya mengepal menahan amarah. Tidak. Laskar tidak boleh emosi dan melawan, bagaimana pun yang ada dihadapannya itu adalah orang tuanya yang selama ini membiayai hidupnya.

"Kenapa kamu diam saja? Papa minta kamu menjawab, Laskar. Kamu dengar tidak?!"

"Iya ... Pa." Laskar menjawabnya singkat. Cowok itu hanya tidak mau membuat masalah menjadi tambah rumit. Mau bagaimana pun Laskar memang salah karna telah membuat nilainya turun karna memang akhir-akhir ini kefokusannya Laskar agak menurun.

831 KazumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang