Clarissa memendam semua perasaan kesalnya dalam hati. Ia sama sekali tidak bertanya kepada Kazuma soal Brian dan Kazuma yang mengobrol di tengah taman. Clarissa juga bersikap cuek dan bahkan hanya berbicara seadanya kepada salah satu sahabatnya itu.
Kazuma tak mengerti dengan perubahan sikap Clarissa. Ia sama sekali tak memberikan penjelasan apa pun. Sampai pada akhirnya sesi pemotretan dimulai. Seluruh siswa maupun siswi diminta untuk saling berpasangan dengan temannya.
Kazuma langsung mengajak Clarissa sebagai pasangan fotonya karena model dress mereka yang hampir sama yaitu dress dengan motif bunga-bunga kecil.
"Sa, lo mau, kan, berpasangan sama gue buat foto nanti?" tanya Kazuma dengan tatapan berbinar.
Clarissa mengangguk, tetapi raut wajahnya sama sekali tidak menampilkan ekspresi senang. Akhirnya Kazuma hanya mengangguk kecil seraya mengulas senyumannya. Perlahan Kazuma pun mengalihkan pandangannya, ia melirik arah teman-temannya yang lain.
Asyik memperhatikan sekitar, tak berselang lama tatapan Kazuma kembali melirik ke arah dua sahabatnya yang tengah mengobrol berdekatan. Lebih tepatnya mereka berbisik-bisik di samping Kazuma. Kazuma bisa mendengar obrolan mereka, ia pun melirik sekilas ke arah Putri yang tersenyum penuh arti ke arah Clarissa.
"Lo serius mau berpasangan sama dia? Bukannya lo kesal sama Kazuma?" tanya Putri dengan suara pelan.
Clarissa menyilangkan kedua tangannya seraya tersenyum miring. "Gapapa, buat sementara waktu. Lagian pura-pura nggak benci, nggak ada salahnya, 'kan?"
Kazuma langsung terdiam mendengar obrolan keduanya. Seolah obrolan itu mengandung mantera dan melengkapi perasaan kecurigaannya selama ini. Putri dan Clarissa ternyata memang banyak menyimpan rahasia dari Kazuma. Mereka bersahabat bertiga, tetapi Kazuma seolah tak mengetahui apa-apa soal kedua sahabatnya.
"Jadi, gue ini sebenarnya sahabatnya atau bukan?"
Kazuma tak banyak bicara setelahnya. Sampai pada akhirnya pemotretan dimulai. Sang kameramen meminta Kazuma dan Clarissa tersenyum saling berpandangan. Dengan berat hati, Kazuma memasang topeng bahagia seolah semuanya tidak terjadi apa-apa, begitupun sebaliknya.
Pemotretan selesai. Sebagian orang bergegas untuk pulang, sementara Kazuma kembali ke gazebo untuk mengambil tasnya dan mengambil sejumlah uang untuk ongkos naik ojek nanti. Namun, pada saat Kazuma memeriksa dompet, dompetnya kosong melompong. Uang yang ia simpan---mendadak hilang entah ke mana.
"Kenapa, Kaz?" tanya Clara ketika menangkap gerak-gerik Kazuma yang terlihat seperti orang bingung.
Kazuma mendongkak menatap Clara. "Uang gue hilang, Ra."
"Hilang lagi?!" Clara sedikit terkejut ketika mendengarnya. Ia memerhatikan sekitar barangkali ada orang yang mencurigakan, tetapi kenyataannya tidak ada karena semua orang sibuk dengan barang bawaannya. "Coba lo periksa lagi, barangkali nyelip."
KAMU SEDANG MEMBACA
831 Kazuma
Ficção Adolescente[Completed]✔️ "Seluruh Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang" ⚠️TIDAK MENERIMA PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN⚠️ ⚠️BERANI PLAGIAT? KITA BERURUSAN DENGAN JALUR HUKUM⚠️ *** Untuk melupakan seseorang di masa lalu, Kazuma mencoba membuka hati lagi kepada seseo...