17 : Memendam

264 96 413
                                    

Selamat membaca❤

Jangan lupa vote dan comment ya

Enjoyy

Enjoyy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••


Jika kamu melihat sesuatu yang menyakitkan, lebih baik mengutarakan atau memendam hingga padam?
—831 Kazuma

🍓🍓🍓

Gara-gara Clara dan Gio ribut serta teriak-teriak di kosan malam tadi, pemilik kosan alias Ibu Kokom pun menegur mereka. Ibu Kokom mengetahui hal itu dari penghuni kos lain yang merasa terganggu dengan suara Clara yang menggelegar bak toa masjid.

Itu menjadi teguran pertama, ditambah lagi tadi pagi Clara baru saja kehilangan kaos hitamnya dan kalian tahu kaos itu ke mana? Ternyata kaos itu terbang dan terjatuh di lantai masjid.

Alhasil pengurus masjid mengira kalau kaos Clara adalah alas kaki, hingga sampai saat ini kaos itu menjadi alas kaki masjid.

Clara mendengus kesal, lagi-lagi semakin hari hidupnya semakin rumit. Ini semua karna Gio. Demi apa pun Clara kesal dengan cowok berperawakan tinggi itu.

Malamnya, Kazuma dan yang lainnya ingin menonton film di laptop Brian. Brian, Kazuma, dan Gio duduk di kosan milik Brian-Gio dengan satu laptop hitam yang berteger di depan mereka. Sementara Nala dan Clara pergi bermain bulu tangkis dengan anak-anak lain yang ada di lapangan. Sedangkan Clarissa duduk di anak tangga melihat Nala dan Clara bermain bulu tangkis.

Tiba-tiba pundak Clarissa ditepuk. Clarissa menoleh, rupanya Laskar datang dan langsung duduk di sampingnya.

"Lo sendirian aja di sini? Nggak ikut main bulu tangkis sama dua temen lo itu?" tanya Laskar seraya menyeruput minuman soda kaleng yang ada di tangannya. Biasanya kalau malam Clarissa selalu bermain bersama Nala dan Clara, namun malam ini tidak.

Clarissa sedikit gugup, ia mengigit bibir bawahnya dan berusaha menetralkan degub jantungnya. Clarissa tak menyangka kalau sekarang ia bisa duduk berduaan dengan Laskar dalam jarak yang dekat di anak tangga kosan.

Clarissa menggeleng, "Ng-nggak, gue lagi mau nontonin mereka aja. Lo sendiri nggak nonton bareng Kazuma di kosan?"

Laskar menggeleng. "Nanti. Gue lagi mau nyari udara segar di sini. Ternyata kalau malem suasananya adem juga, ya? Walau kadang suka panas." Laskar mengelus-elus lengannya yang terasa dingin. Cowok berperawakan tinggi itu hanya memakai kemeja hitam dengan lengan digulung setengah tiang yang dipadukan dengan celana jeans hitam. Jadi wajar saja jika sedikit kedinginan.

831 KazumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang