30 : Tanda Tanya

320 135 736
                                    

Haloo

Aku update lagi nih, sebelum baca jangan lupa vote dan comment ya mociii

⚠️ Part ini mengandung kata-kata kasar yang tidak layak untuk ditiru. Harap bijak dalam membaca⚠️


Selamat membaca❤️🍓

Setelah istirahat pertama dilaksanakan, guru akan mengadakan rapat untuk membicarakan Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) yang akan dilaksanakan di Sukabumi beberapa hari lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah istirahat pertama dilaksanakan, guru akan mengadakan rapat untuk membicarakan Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) yang akan dilaksanakan di Sukabumi beberapa hari lagi. Karena masalah geng Shania belum kunjung usai, Luna beserta teman-temannya akan memanfaatkan waktu yang ada untuk memusyawarahkan tentang perbuatan geng Shania di laboraterium perawat.

Seluruh murid sudah berkumpul dan langsung duduk lesehan di laboraterium. Di sana juga ada ada geng Shania yang sudah duduk di pojok ruangan. Sementara Gio, Brian, dan siswa laki-laki lainnya duduk di bagian paling belakang.

"Terima kasih teman-teman atas waktunya, gue di sini akan mempertegas soal masalah akhir-akhir ini yang udah terjadi. Gue nggak suka ada yang namanya kejanggalan atau ada masalah sebelum kita lulus. Jadi untuk memperbaiki semuanya, alangkah baiknya kita klarifikasi di sini," ujar Meisya, sahabat Luna yang selalu menemani Luna ke mana pun.

Luna berdiri di samping Meisya, dia menyilangkan kedua tangannya di depan dada seraya melirik sekilas ke arah geng Shania yang sudah pucat dengan raut wajah kesal.

"Gue di sini juga korban Shania, gue pernah diaduin ke guru gara-gara pacaran sama dokter. Ya, gue akui kalau memang itu salah, nggak seharusnya gue berlaku demikian pas PKL di rumah sakit. Cuma yang jadi permasalahan, kenapa geng Shania harus secepu itu?" Luna menjelaskan semuanya. Raut wajah semua orang tampak serius dan suasana mulai menegang.

"Nggak cuma gue, bahkan Liana sekalipun. Dia pernah diaduin bawa om-om ke hotel dan fitnah bahwa Liana telah berbuat yang nggak-nggak. Tapi kenyataannya? Liana ke hotel sama ayahnya dan mereka lagi ada acara di sana, makanya menginap di hotel. Itu pun nggak cuma berdua, ada ibu dan adiknya." Luna menggeleng, geng Shania ini memang suka memberikan informasi yang semena-mena.

Tangan Shania terkepal kuat mendengar penjelasan Luna. Napas Shania tidak beraturan, tetapi emosinya masih bisa ia tahan.

"Dan setelahnya Clara. Clara difitnah kalau dia hamil." Luna tersenyum miring. "Banyak yang udah jadi korban geng Shania dan mungkin itu yang terekspos hanya sebagian. Kita nggak tau apa aja yang udah di bocorin ke guru selain tiga korban itu. Nggak menutup kemungkinan, kan, kalau ada murid lain yang informasinya dibocorin ke guru?"

Luna tersenyum sinis ke arah geng Shania. Kalimat ungkapan yang sudah lama Luna susun---akhirnya bisa meluncur dengan mulus seperti rentetan peluru. Luna tersenyum senang ketika Shania mulai memunculkan ekspresi marahnya.

831 KazumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang