20 : Tahu Bulat

327 126 687
                                    

Selamat Membaca Mociii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca Mociii

Vote-nya jangan lupa yaa, vote gratis kok

Enjoyyy

🍓🍓🍓

Kazuma dan teman-temannya pulang dari kosannya di hari Sabtu malam setelah menjalankan PKL selama sebulan. Semua barang dirapikan, lalu Kazuma langsung menghubungi Laskar dan menunggu cowok itu menjemputnya di kosan.

Setelah cowok itu datang, tentu Kazuma langsung memasuki mobilnya dan berpamitan kepada seluruh teman-temannya serta ibu dan bapak kos.

Sejam perjalanan menuju rumah, akhirnya mereka sampai juga. Kazuma sangat merindukan suasana rumahnya yang sudah lama tidak ia hirup udaranya.

"Eh, Kazuma, akhirnya sampai juga." Rani—bunda Kazuma, langsung memeluk anak perempuannya itu dengan pelukan erat. Rasa rindu itu disalurkan begitu saja setelah sekian lama tak bertemu.

"Bunda! Kazuma kangen banget." Kazuma memeluk erat Rani sedangkan Laskar hanya bisa tersenyum samar melihat kedekatan antara anak dan ibunya.

Rani melepaskan pelukannya. "Makan dulu, ya, Bunda udah masakin makanan kesukaan kamu sama Laskar." Rani melirik ke arah Laskar dengan senyuman merekah.

Laskar tertegun sejenak karena merasa sedikit tak percaya. "Beneran, Bun?" Tak lama senyumannya pun terbit.

"Beneran dong, kan kamu juga udah Bunda anggap seperti anak sendiri, Laskar. Bunda pun nggak lupa sama makanan kesukaan kamu."

Ada secarik perasaan senang di dalam benak Laskar. Rani memang ibu terbaik sepanjang masa. Wanita paruh baya itu tidak pernah membeda-bedakan antara Laskar dan Kazuma. Walau Laskar bukan anak kandungnya, tapi kasih sayang yang Rani berikan kepada Laskar seperti kasih sayang pada anak sendiri.

Rani menghidangkan makanan kesukaan Kazuma yaitu opor ayam. Tak berselang lama Rani pun datang dari arah dapur membawakan makanan kesukaan Laskar yaitu ayam goreng.

"Di makan ya," ujar Rani. "Laskar, kamu jangan malu-malu, anggap aja rumah sendiri. Makan yang banyak biar cepet tumbuh dewasa."

Laskar tersenyum semringah. "Iya Bunda, pasti Laskar makan yang banyak."

"Padahal tumbuh dewasa itu nggak enak, Bun. Jangankan dewasa, Laskar ketika remaja pun sudah banyak tekanan. Apalagi dewasa nanti," batin Laskar.

Kazuma memakan masakan buatan bundanya dengan lahap. Sudah sebulan lamanya ia tak memakan masakan itu, ia sangat merindukannya. Apalagi selama di kosan, Kazuma kebanyakan makan mi instan karna tak sempat memasak atau malas membeli makanan di warteg.

831 KazumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang