Kamu bagaikan titik, dan aku bagaikan koma. Kita tidak bertemu di jarak yang sama. Karna titik dan koma, terhalang sebuah kata.
***
Titik itu bertemu,
Di ujung rangkaian goresan tinta.
Memberhentikan setiap sajak
yang telah berhasil di buatRangkaian itu tertulis,
Senada dengan alunan melodi.
Memanjakan hati yang sepi,
Tentang titik yang telah jauh pergi***
Ini tentang aku, yang selalu menggambarkanmu, dalam bentuk sebuah puisi. Dan ini tentang dirimu, tentang titik yang begitu jauh untukku.
***
Titikmu bagaikan tanda seru
Menyuruhku untuk berhenti
Dari angan yang semu.***
Aku menulis ini untuk, Orion. Laki-laki yang secara tidak sengaja, memberi segala perubahan untuk diriku, memberi pelajaran tentang arti, dari sebuah perjuangan dan pengorbanan.
Hai Orion... kau harus tahu, jika semua tentangmu, selalu aku tulis di dalam buku diary kecil berwarna biru. Tentang kamu yang selalu membuat aku penasaran setiap hari, tentang segala tingkah kamu yang membuat aku tersenyum, dan tentang lirikan matamu yang membuat aku terdiam bisu.
Hai Orion...
Aku merindukan dirimu... terlebih saat kita berlatih bernyanyi berdua, di taman hijau saat itu. Lalu bersama, menatap senja di atas menara. Senyummu yang indah, mengalahkan semburat langit senja yang ku suka.Saat ini, bayangan senyum milikmu kembali terlintas, saat aku menatap hamparan laut biru di atas kapal. Menghela napas panjang, aku harus bisa belajar merelakan.
Kini... aku kembali menangis
KAMU SEDANG MEMBACA
Jarak Titik ke Koma [END]
Teen FictionCerita ini di ambil dari sudut pandang seorang gadis bernama Clarissa Nadhirva, yang menyukai teman sekelasnya sendiri. Cana menyukainya, walaupun laki-laki itu tidak pernah sekalipun mengeluarkan suaranya untuk Cana. Hingga akhirnya, ucapan selama...