***Aku menatap Lala dengan sebal, kala gadis itu terus saja mengoceh, memintaku untuk menemaninya seharian penuh.
Kini, aku tengah berada di rumah Lala, gadis itu mendesakku agar aku datang menemuinya di rumah.
Saat ini, Lala tengah di landa rasa galau, kala cintanya bertepuk sebelah tangan, aku berniat ingin menyembuhkan Lala dari rasa galaunya.
Rupanya aku terjebak dalam permainan sendiri, Lala memintaku untuk pergi bersama keliling mall dan makan eskrim, lalu pergi ke taman hijau untuk melihat senja di sore hari.
Membayangkannya saja membuatku lelah sendiri, hari Minggu esok di isi oleh kemauan Lala. Aku mendengus, lalu mengusap dadaku, berusaha bersabar semoga saja berkat list Lala ia bisa menyembuhkan rasa sakit hatinya sendiri agar aku tidak perlu repot untuk kedua kali.
Ya, semoga saja...
Aku tersenyum miris melihat kondisi Lala saat ini, Mata yang memerah bengkak dengan keadaan yang teramat kacau.
sangat mengerikan jika mencintai terlalu dalam, Aku takut jika nantinya aku akan seperti Lala saat jatuh cinta nanti. Membayangkan saja sudah membuat ku ngeri sendiri.
"Dasar cowo nyebelin!!"
Lala kembali meraung sambil melemparkan bantal yang tidak bersalah, aku hanya bisa menatapnya dari jauh. Ngeri sekali jika aku mendekati Lala saat ini, bisa-bisa aku akan di jadikan sasaran empuknya.
Sepertinya, Ada banyak hal yang terjadi selama dua hari aku di Bandung, Namun Lala belum mau menceritakan masalahnya
"semua cowo sama aja!!" Lala kembali meraung, kali ini disertai isak tangis yang semakin kencang.
Aku mulai mendekati Lala saat dirasa gadis itu mulai kacau, Aku menghampiri Lala yang masih menggesekkan hidungnya di bantal. Aku melirik jijik.
"Udah, lupain aja, cowo banyak ko di luar sana!" ucapku menghibur , Namun Lala malah menatapku dengan nyalang, membuatku terkejut.
"tapi maunya sama dia, Cana!!" Lala kembali berteriak
Aku memegang kepalaku yang mendadak pusing, Aku tidak tahu cara mengatasi seseorang yang sedang galau.
Padahal, baru beberapa hari mereka jadian, ini adalah rekor untuk Lala, gadis itu biasanya putus saat hubungan telah berjalan satu bulan lamanya.
Hmm.. Sepertinya, ini karma.
aku mendengus malas, lalu mengambil ponselku yang tergeletak di atas meja. Menghubungi Bang Gara atau Kak Lulu adalah pilihan Yang lebih baik, di banding aku harus berjuang menenangkan Lala sendiri.
Sekitar satu jam menunggu, Kak LuLu datang, perempuan cantik itu langsung berlari ke dalam kamar Lala dengan tergesa-gesa, di ikuti oleh Bang Gara dan Aku di belakangnya
Aku lihat Bang Gara meringis melihat kondisi Lala, sedangkan Kak Lulu hanya menggelengkam kepalanya, seperti sudah biasa.
Lala masih menangis pilu, kamarnya seperti kapal yang baru saja di jajah perompak, sangat berantakan akibat ulah kegalauan Lala sendiri.
Aku perlahan mundur, saat Bang Gara mulai membantu Kak Lulu untuk menghibur Lala. Aku melangkahkan kaki menuju dapur, Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam
Aku belum makan saat pulang sekolah tadi, mengambil sebungkus mie instan, aku mulai memasaknya.
Aroma mie goreng yang aku buat langsung menguar ke seluruh ruangan dapur, Aku mulai melahapnya sembari menunggu Bang Gara dan Kak Lulu turun dari kamar Lala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jarak Titik ke Koma [END]
Teen FictionCerita ini di ambil dari sudut pandang seorang gadis bernama Clarissa Nadhirva, yang menyukai teman sekelasnya sendiri. Cana menyukainya, walaupun laki-laki itu tidak pernah sekalipun mengeluarkan suaranya untuk Cana. Hingga akhirnya, ucapan selama...