Semua hal pernah benar-benar menyakitimu. Ketika kamu gagal menjadi juara kelas saat sekolah dasar. Ketika kamu mendapat nilai buruk di sekolah menengah pertama. Ketika teman-temanmu punya uang saku lebih banyak darimu, dan bisa membeli hal-hal yang tidak pernah kamu miliki. Ketika kamu memintanya pada ayah dan ibu, tapi hanya raut wajah menyesal dan rasa bersalah dari mereka yang kamu dapatkan.Saat akhirnya kamu menjadi anak remaja menuju dewasa. Hal-hal sederhana akan menyakitimu lebih dari sebelumnya. Saat teman-temanmu terlihat lebih cantik dan lebih percaya diri, dan kamu masih sama saja. Saat teman-temanmu bekerja keras untuk mimpi-mimpi mereka yang memiliki pendukung dibelakangnya, dan kamu yang sudah lama kehilangan gairah tentang masa depan. Ketika teman-temanmu mencapai suatu titik yang bagimu terlihat hebat, dan kamu tetap gagal meski sudah berusaha, atau bahkan tidak ada kesempatam untuk mencoba. Yang kamu dapatkan adalah pembandingan-pembandingan diri yang pada akhirnya tetap menyakitimu lagi dan lagi. Namun, kamu tidak bisa berhenti.
Segala hal pernah begitu menyakitimu. Dan segala kesakitan itu hanya menyisakan bekas luka yang nyaris terlupa. Kamu yang sudah tumbuh dewasa, meski banyak hal tetap menyakitimu dengan sengaja, tapi kamu tidak bisa menghentikannya. Semuanya terjadi dari luar dan dalam, menghimpitmu tanpa ruang bertahan. Kamu kesulitan bernapas, dan kamu ingin menghilang. Ingatan yang hampir terlupa, tapi masih menyisakan bekas luka. Yang pada akhirnya tetap menyakitimu dengan hal-hal yang tak pernah benar-benat berbeda, meski tidak juga sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAUSE, YOU JUST HATE YOURSELF
PoetryEntah bagaimana caramu jatuh cinta pada dirimu sendiri, caraku adalah dengan membencinya lebih dulu.