Di dunia ini, sepertinya kesedihan sudah ditentukan jumlahnya.
Setiap hari, kita menjalani kehidupan dengan berbeda-beda. Bekerja, belajar di sekolah, berdagang, atau hanya menikmati waktu luang sebagai pengangguran. Terkadang berkumpul bersama keluarga, ngongkrong dengan teman-teman, nonton film bersama pacar, atau hanya duduk di teras sendirian.
Kehidupan dijalani dengan berbeda-beda.
Kenapa ada yang tetap merasa sedih ketika beberapa orang sedang berbahagia? Apa karena kehidupan dijalani dengan berbeda-beda?
Jumlah kebahagiaan dan kesedihan sudah ditakar sedemikian rupa untuk masing-masing manusia. Apa benar begitu?
Hal-hal sederhana mudah sekali mengecewakanmu dan membuat seolah jumlah kesedihan lebih banyak dibandingkan dengan rasa bahagia yang mati-matian kamu usahakan. Mengapa? Apa karena kehidupan dijalani dengan berbeda-beda?
Saat orang lain akan berbahagia karena mendapat gaji mereka di awal bulan, kamu justru memikirkan banyak sekali yang harus dibayar. Ketika orang-orang berbahagia karena ulang tahun mereka tiba, kamu hanya terpikirkan berapa lama lagi kami harus bertahan hidup. Kala kebanyakan orang merasa bahagia dengan hal-hal sederhana, kamu justru mudah sekali kecewa. Mengapa? Apa karena kehidupan dijalani dengan berbeda-beda?
Ketika naik bus, kamu melihat seseorang di halte sedang mengusap-usap wajahnya kasar. Dia menangis sambil memeluk tas punggungnya. Dia melihat ke kanan dan ke kiri seolah berharap mungkin ada yang akan menolongnya meski kamu tidak tahu apa dan bagaimana. Saat itu, kamu sedang berbahagia karena selesai dengan seminar proposal di kampus.
Ketika menjenguk saudaramu yang melahirkan, seseorang di kamar sebelah sedang menangis karena kematian. Seorang bayi manis menangis meminta susu. Wajahnya yang merah debgan matanya yang masih terpejam dan genggaman tangan yang kuat menyiratkan kehidupan yang baru saja akan dia mulai. Sementara, seseorang yang mati menciptakan suara tangin yang menggema di dinding rumah sakit. Keduanya sama-sama suara tangisan. Tapi, jumlah kebahagiaan dan kesedihan sudah ditentukan dan kehidupan dijalani dengan berbeda-beda.
Kamu mengalihkan pandanganmu. Karena kehidupan dijalani dengan berbeda-beda, dan saat itu kamu sedang merasa senang, kamu memilih mengabaikannya. Kamu tidak punya keberanian atau selembar tisu untuk mengusap air mata kesedihan orang lain. Dengan acuh tak acuh, kamu memilih menjalani kehidupanmu sendiri.
Waktu berjalan dengan cara yang sama, tapi tidak semua manusia merasakan hal yang sama. Saat ada seseorang yang tertawa, pasti ada orang lain yang sedang menangis. Ada yang merasa sedih sementara beberapa orang sedang berbahagia. Kehidupan dijalani dengan berbeda-beda, dan sepertinya jumlah kebahagiaan sudah ditakar sebelumnya, begitu juga dengan jumlah kesedihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAUSE, YOU JUST HATE YOURSELF
PoetryEntah bagaimana caramu jatuh cinta pada dirimu sendiri, caraku adalah dengan membencinya lebih dulu.