episode 19

168 17 1
                                    

Keesokan harinya davika sedang merapikan rambut bright

"Mae sepertinya hari ini aku pulang terlambat "

"Loh kenapa sayang ? "

"Kemarin anak basket bilang mereka mau aku mengajarkan mereka lagi "

"Bright ? Kamu udah siap ? " Erik membuka pintu kamar bright

"Eh sudah pho "

"Ayo sarapan dulu, setelah itu kita berangkat "

"Baik "

Ketiganya turun dan langsung sarapan

"Phi off kemana pho ? "

"Oh dia udah berangkat dari tadi "

"Pagi banget berangkat nya "

"Iya soalnya dia mau ke rumah pacarnya dulu. Mau sarapan bareng "

"Phi gun ? " Davika mengangguk

Tak lama mereka pun selesai sarapan. Saat Bright dan erik ingin naik ke dalam mobil, mata bright melihat kedua orang tua kavin yang baru saja keluar dari rumahnya

"Om dave, Tante min ! " Bright menghampiri di belakangnya davika dan erik menyusul

Keduanya terkejut "eh bright "

"Om dave mau ke kantor ? "

Dave mengangguk "Iya om mau ke kantor bright "

"Om berarti udah nganter kavin ya ke sekolah ? " Dave dan min terdiam. Bingung harus jawab apa

"Iya sayang. Om dave udah nganter kavin ke sekolah " bukan dave atau min yang jawab melainkan davika

"Benarkah ? "

Davika menatap min seperti memohon untuk mengiyakannya

"Ehmm iya bright. Om dave sudah... mengantar kavin ke sekolah "

Bright mengangguk mengerti. Keadaan hening

"Bright ayo kita berangkat, nanti kita terlambat " ajak erik

"Baik pho. Ya sudah kalau gitu bright berangkat dulu ya "

Min memeluk bright sambil mengelus punggung nya. Air matanya menetes

"Hati-hati ya sayang "

"Baik tante min "

Bright dan erik masuk ke mobil. Tak lama mobil pun meninggalkan halaman rumah

Dave dan min menatap davika bingung

"Davika...kenapa kamu berkata seperti itu ? "

Davika menangis terisak "hiks...aku gk tau lagi harus bagaimana min...kamu tau sendiri kan reaksi bright jika aku mengatakan kavin sudah tiada ? "

Min mengerti. Dulu davika sering kali bilang sama bright kalau kavin sudah tiada dan reaksi bright langsung berantakin kamarnya sambil marah-marah

Sampai akhirnya davika dan erik membawa dokter lee. Dan disitulah sang dokter menenangkan bright dengan cara memberinya obat bius dan juga mengikat tangan bright

Sejak saat itu davika, erik dan off sepakat untuk berpura-pura mengikuti alur halusinasi bright yaitu 'kavin masih hidup '

Min memeluk davika

"Maafkan kavin ya davika...karena membuat bright seperti ini hiks..."

"Enggak min, kavin anak yang baik semua orang sangat menyayangi nya. Sehingga saat dia tiada akan banyak yang merasa kehilangan "

Dave menatap langit untuk menahan air matanya agar tidak keluar

Sayang...kamu lagi apa disana ? Banyak yang sangat menyayangi kamu di sini

Bright sudah sampai di sekolah. Ia pamit pada erik

"Pho bright sekolah ya " erik mengelus rambut nya

"Iya, belajar yang rajin "

"Baik. Bye pho "

"Bye sayang "

Bright keluar dari mobil. Ia melangkah kakinya menuju kelas

Di lorong bright bertemu dengan geng joss. saat berpapasan mereka saling menatap tajam

Bright tak menghentikan langkahnya. Joss menatap punggung bright sambil bertolak pinggang

"Kenapa sih pihak sekolah membiarkan anak gila itu kembali ? " Tanya drake

"Tau nih, seharusnya tuh anak ke rumah sakit jiwa " kay

"Bodo amat lah perduli amat "

Ketiganya kembali jalan ke kantin




Happy reading all 💜💜💜



Memory [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang