episode 31

149 17 7
                                    

Di sebuah ruangan berwarna serba putih seorang pemuda tampak memejamkan matanya dengan mata yang terlihat sembab tak mengidahkan sama sekali 2 orang yang cukup berumur sedang menangis terisak di sampingnya sambil memegang telapak tangan pemuda itu

"Bright...bangun sayang...jangan tinggalkan mae hiks "

Erik mengelus punggung istrinya. Ia begitu terpukul melihat keadaan bright

Tadi pagi saat davika membuka pintu kamar bright untuk mengantarkan makanan beliau sangat terkejut karena bright tidak ada kamarnya

Davika berteriak cukup keras memanggil nama erik dan off

Mereka berdua langsung bergegas mengampir nya, begitu sampai terlihat makanan yang davika bawa sudah berserakan

"Mae ada apa ? " tanya off khawatir

"Bright gk ada di kamarnya hiks..."

Keduanya terkejut. Off mencari di kamar mandi

"Di sini gk ada mae "

Ketiganya seketika menatap jendela yang terbuka. Erik melihat sebuah seprei di ikat seperti tali menjuntai kebawah

"Sepertinya...bright kabur dari sini..."

Davika mengguncangkan tangan erik

"Hiks...Ayo pho kita cari bright ! Ayo pho... "

"Ayo sayang "

"Mae off akan bantu cari "

"Baiklah. Kabari kami jika kamu ketemu sama bright "

"Baik pho "

Ketiganya langsung mencari bright ke seluruh tempat yang biasa bright kunjungi. Bahkan erik sudah meminta teman-teman bright untuk membantunya mencari bright

Mereka pun bersedia membantu erik. awalnya mereka sudah bersiap ingin liburan ke pantai namun saat mendengar kabar menghilangnya bright seketika mereka membatalkannya

Bagaimana pun bright adalah teman mereka. Jadi liburan bisa kapan saja kan ? -begitu pikir mereka

Erik juga menghubungi min dan dave agar membantunya mencari bright. Sepasang suami isti itu langsung setuju

Sampai akhirnya erik dan davika mendapatkan kabar bahwa bright berada di rumah sakit

Davika mengelus rambut lembut bright. Ia masih teringat ucapan 2 warga yang ternyata menolong anaknya

'Saya dan teman saya ini tukang kebun di taman itu nyonya. Saat saya ingin membersihkan taman saya melihat seorang pemuda sedang meringkuk di depan sebuah danau. Saat saya hampiri baju pemuda itu sangat basah, bibirnya pucat dan penampilannya sangat berantakan. Bahkan matanya sangat sembab seperti menangis

'Dan saya rasa sepertinya pemuda itu datang dari semalam Padahal tadi malan hujan cukup deras. Saya pun bertanya apa yang dia lakukan di sini. Namun dia tidak menjawab saya dan dia seperti menggumam *itu gk mungkin...itu gk mungkin * tak lama dia pun pingsan. Pada akhirnya saya pun berteriak meminta bantuan sama teman saya untuk membawanya ke rumah sakit '

Beliau kembali menangis. Sebenarnya apa yang di lakukan bright di tempat itu saat tadi malam ?

Bright siuman membuat keduanya mendekat

"Bright...bright...." erik

Sesaat bright menatap kedua wajah orang tuanya sebelum kemudian ia berteriak histeris

"Enggak ! Enggak mungkin ! Itu gk mungkin ! Semua yang di katakan kavin bohong ! Itu bohong ! "

"Bright ada apa bright !? bright ! "

Erik berusaha memegang lengan bright namun bright terus memberontak

Sampai seorang dokter menghampiri

"Dokter tolong dokter ! " ucap davika

"Suster obat bius "

"Ini dok "

Dokter pun menyuntikkan nya di selang infus bright. Beberapa menit kemudian tubuh bright melemas

Erik pelan-pelan kembali membaringkan bright di ranjang pasien

Ia tidak bisa memberontak namun hanya air mata yang terus mengalir dari matanya

"Enggak...itu gk mungkin..."

Davika mencium keningnya sambil menangis









Happy reading all 💜💜💜





















Memory [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang