episode 35

171 18 3
                                    

3 hari kemudian mereka berangkat ke jepang. Davika mengelus rambut bright lembut

Mereka sedang berada di pesawat

"Sayang kamu seneng kan ke jepang ? " bright mengangguk tipis

"Nanti setelah kita sampai, kita jalan-jalan dan makan masakan jepang sampai puas ok ? " bright lagi-lagi hanya mengangguk

Ia kembali menatap jendela yang hanya kelihatan awan.  Keduanya hanya menghembuskan nafas pelan

Setengah jam berlalu davika bingung karena tidak ada pergerakan dari bright. Setelah di lihat ternyata anaknya itu tertidur

Davika masih mengelus rambutnya. Pulang dari rumah sakit bright mengurung diri di kamarnya dengan tatapan kosong

Dr. Lee beberapa kali datang untuk menemui bright bertanya keadaannya, namun bright enggan menjawab pertanyaan Dr. Lee

Bahkan saat dokter lee ingin memeriksanya bright malah mengusir beliau dan mengunci pintu kamarnya

Erik memegang telapak tangan sang istri

"Kamu siap kan ? "

Davika menatap erik sendu "pho...."

"Demi kesembuhan bright sayang. Kamu harus yakin "

Bright terlihat begitu pulas tidurnya

Jepang

Mereka sudah sampai di ibu kotanya jepang yaitu tokyo. Saat ini lagi musim semi

Bunga-bunga,tumbuhan mulai bermekaran

"Kita ke hotel tempat kita menginap dulu ya bright. Besok baru kita jalan-jalannya ok ? " tanya erik. Bright mengangguk

Setengah jam perjalanan mereka sudah sampai di salah satu hotel penginapan. Di dalam nya terdapat 2 kamar tidur

"Hah~akhirnya kita sampai juga, badan mae pegel banget nih "

Davika dan erik sedang merebahkan diri mereka di ranjang

"Iya pho juga sama. Nanti pijat ya sayang "

"Siap "

Keduanya terdiam memikirkan bright

"Pho...apakah rencana ini akan berhasil ? "

"Pho harap akan berhasil sayang "

"Semoga saja..." harap davika

Erik memeluk davika dari samping

"Kita berdoa ya sayang semoga rencana ini berhasil "

"Aku hanya khawatir sama bright..."

"Kamu harus yakin, bahwa ini yang terbaik untuk bright " Davika membalas pelukan erik

Sementara itu bright menatap pemandangan kota tokyo dari jendela kamar hotelnya sambil melamun

Setetes air mata kembali membasahi pipinya

"Gk mungkin....ini gk mungkin...."

Tubuh bright luruh. Ia menekuk lututnya dan memeluknya erat

"Hiks....ini gk mungkin..."

Bright masih terbayang-bayang ucapan kavin saat di taman. Ucapan itu membuat dadanya sesak

Pagi harinya davika ke kamar bright untuk mengajaknya sarapan. Saat membuka pintu beliau terkejut anaknya tidur meringkuk di depan jendela

Davika bergegas kehadapan bright. Berati bright semalaman tidur di lantai

"Sayang...sayang...bangun sayang..."

Memory [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang