episode 38

477 24 17
                                    

Mr. Akeno kembali bertanya kepada kedua orang tua bright

"Jadi bagaimana ? Apakah kalian siap jika bright menjalankan metode ini ? "

Keduanya saling tatap sebelum akhirnya menganggukkan kepala

"Baiklah. Kalau begitu mari kita mulai "

Mereka berempat sedang berdiri di depan kaca transparan di mana di dalam sana tubuh bright terbaring di sebuah tempat khusus dengan mata tertutup

Di kepalanya sudah terpasang sebuah benda seperti bando berwarna hitam dengan banyak kabel yang sepertinya menempel di bando itu. Tangan dan kakinya pun juga terikat membuat davika menangis sambil memeluk erik

"Kalian sudah siap ? "

"Apakah alat itu akan menyakiti bright Mr. Akeno ? " beliau tersenyum mendengar pertanyaan davika

"Tidak nyonya. Bright akan baik-baik saja di dalam sana "

"Kami siap Mr. Akeno " jawab erik

"Baiklah kita mulai "

Mr. Akeno mulai menyalakan alat tersebut dari tabletnya. Seketika dari layar nampak sebuah benang merah pekat melingkari saraf otak bright

"Benar kata kalian. Kenangan itu sangat berarti bagi pasien hingga warna merahnya sangat pekat "

Min menangis mendengar pernyataan Mr. Akeno. Itu tandanya bright sangat menyayangi anaknya kavin alexander

"Baik. Mari kita mulai menghapus benang merah itu "

Mr. Akeno memencet tabletnya lagi. Terlihat benang merah itu sedikit demi sedikit terhapus. Di dalam sana tubuh bright tiba-tiba bergetar hebat, keringat dingin bercucuran membuat davika terkejut. Beliau khawatir

"Mr. Akeno apa yang terjadi !? Kenapa bright seperti itu !? " tanya davika panik

"Tenang nyonya, biasanya pasien yang bereaksi seperti itu tandanya ia tidak setuju di alam bawah sadarnya "

Semua langsung terdiam

Bright membuka matanya dan menatap sekeliling dengan bingung. Kenapa ia seperti berada di dimensi lain ?

Karena seluruh tempat itu berwarna putih

*pho ? Mae ? Dimana kalian ? *

Ia mengelilingi tempat itu namun tak kunjung menemukan jalan keluar

*dimana aku ? *

"Bright..."

Ia menoleh. Di ujung sana kavin tersenyum manis

*kavin ? *

Bright berlari ingin menghampiri kavin. Ia rentangkan tangannya untuk memeluk sang kekasih

Terus berlalri tanpa henti sampai membuatnya berkeringat hingga ia tersadar kalau ia seperti jalan di tempat. Namun bright tak menyerah terus berlari sampai akhirnya terjatuh karena kelelahan

Nafasnya terengah-engah, dadanya berdebar sangat kencang, keringatnya bercucuran

*kavin...*

Kavin tersenyum dan berbalik badan. Bright terkejut kavin seolah-olah meninggalkanya

*kavin ! Kamu mau kemana kavin ! * Kavin terus berjalan tak mengidahkan teriakan bright

*kavin ! *

Bright berusaha berdiri. Tapi entah kenapa kakinya seperti tidak bisa di gerakan sama sekali itu membuat bright marah ia memukul-mukul kakinya

Memory [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang