10 hari

12 6 3
                                    

10 hari


Algara membuka matanya perlahan, karna ia merasakan ada yang memegang tangan nya.

"Ternyata Lo , mika.."

Algara tersenyum melihat mika, yang ketiduran karna menjaga nya semalaman . Tak berselang lama ona datang dengan ganen sambil membawa buah buahan, ganen membukakan pintu untuk ona.

"Hai, eh.. kamu udah bangun.."

Sekarang ona jadi selalu berbicara "AKU KAMU" kepada Algara .Algara memutar matanya malas, melihat ona yang pagi pagi begini datang menjenguk nya lagi.

"Lo itu, kenapa ke sini mulu sih?bad mood kan gue.."

"Hehe, maaf aku cuman mau ngejenguk kamu aja, sayang.."

Algara tersenyum smirk dan berdecih.

"Ih, apa sih? gak jelas banget ya lo, panggil gue sayang najis! Jangan sok akrab lo ama gue!"

Cukup sakit hati , ona mendengar perkataan Algara, tapi ya mau bagaimana lagi.

"Bodo lah, kamu mau bilang apa, ini aku bawain buah buahan lagi, aku taruh disini.." ona menaruhnya di meja.

"Oh, ya yang kemarin kemarin buah nya dimakan gak?"

"Gak, buahnya gue buang, pasti itu buah haram kayak lo..." Algara tersenyum jahat.

Ganen mengernyitkan alisnya, rasanya ingin sekali tangannya menampol mulut Algara yang berbicara tanpa berpikir dulu itu.

"Kayaknya lo deh yang haram bukan, ona.."

"Issh, siapa lo? Malah ngebelain dia lagi?!" Algara berteriak keras sampai sampai membangunkan mika .

Mika mengucek matanya, dan mengumpulkan dulu nyawanya.
Mika melihat sekeliling nya, dan terlihat ona ganen, dan Algara yang sudah bangun.

"Eh, udah bangun?"

Algara tersenyum, ia mengusap usap rambut mika.

"Iya, by ..."

Wajah ona seketika berubah drastis mendengar perkataan Algara.

"Apa? Dia bilang apa?" Batinnya

"Eh, ona ganen udah lama di sini?"
Belum ona menjawab , Algara sudah buka suara aja.

"Eh, gak penting nanya begituan dan kalian mending pulang , gue jijik liat kalian apalagi cewe itu tuh.." Algara menunjuk nunjuk ona.

Ona mengerti dan langsung meminta ganen untuk membawanya pulang.

"Ganen pulang yuk.."

"Iya.."

Tangan ganen sekarang terkepal bersiap siap untuk memberi satu pukulan kepada Algara tapi ditahan oleh ona.

"Jangan, gue mohon..." Pinta ona.
Ganen pun pergi membawa ona.

.

.

.

Sekarang ganen dan ona sedang berada di mobilnya. Ia masih saja melamun, memikirkan kejadian tadi. Sepertinya Algara makin sini makin berubah total , dan itu membuat ona frustasi.

Ganen melirik ke arah ona, yang dari tadi terdiam tidak mengeluarkan suara, benar saja dugaannya ternyata calon istrinya ini sedang melamun.

"Hei, ona jangan ngelamun mulu..."
Ganen dengan lembut memanggil ona, tapi tetap saja ona tidak tersadar dari lamunannya.

"Ona?"

"Ona?"

Cekik!

Ganen mengerem mendadak mobilnya, akhirnya ona pun tersadar dari lamunannya.

ONA..!!  (TAMAT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang