Hari ke dua

11 4 1
                                    

Hari ke dua


Tepat sekarang ona bersebelahan dengan ruangan Algara. Ona bisa mendengar suara Algara yang tertawa bahagia dengan mika.

"Tenyata Lo lebih bahagia sama mika, daripada sama gue.." ona mengusap sudut matanya yang basah.

"Haha, iya ona! cewe gila itu kek nya suka sama kamu.." samar sama ona mendengar.

" Algara inget ya, jangan deket sama dia ataupun kamu suka sama dia, janji ya? Dia jahat alga, dia yang udah ngebuat kamu jadi begini.. dia yang membuat kamu terbaring lemah di rumah sakit, jangan ampuni dia ya.."

Ona mengenal suara yang menyebutnya, Siapa lagi kalo bukan mika. Tidak percaya itulah yang ona pikirkan ternyata sahabatnya bisa berkata begitu kepadanya,  Walau pun terdengar samar samar.

Ona menundukkan kepalanya dan membuka laci nakas, berusaha mengambil hp apel di gigit nya.

" Anjir! hp gue ke mana?! Pasti di sita ayah!"

Kemudian terlihat seorang pria, masuk menghampirinya. Memakai baju balutan jas warna biru dan sepatu hitam.

" Ayah, mana hp ona?!!"

" Ini.." ona dengan kasar merebut hp nya dari ayahnya.Tapi, sayang ini bukan hp nya, malah hp baru di beli.

"Ishh, ini bukan hp ona!!"  Ona melempar hp itu dengan keras, sampai hp itu rusak serusak rusaknya.

"Ona! Itu baru ayah beli, kan yang punya kamu udah ayah buang!"

"Kenapa ayah buang?!!"  Frustasi ona.

Ona ngamuk seperti kesetanan, Karna  hanya soal hp nya yang di buang, toh ona orang kaya bisa beli lagi bukan?

"Udah jelek , yang itu mah.."

"Ayah!!" Ona melemparkan bantalnya dan melempar gelas ke arah ayahnya tapi tidak kena.

"Ona? Kamu kenapa?" Khawatir ayahnya, cuma perkara hp anaknya bisa seperti orang kesetanan seperti ini?

" Gue mau hp gue!"  Ya ona bertingkah seperti orang yang kesetanan .

Ada alasan kenapa ona ngamuk, karna hp nya, Karna disana sudah tentu ada nomor Algara, jalan alternatif ona, walaupun chatnya jarang di balas.

" Hiks.. hiks..."

Ayah ona pergi meninggalkannya untuk memanggil dokter. Berjalan agak sempoyongan badannya lemas melihat kondisi ona.

Ceklek

"Dok, tolong anak saya!!"

Sekarang ona sudah di bius obat. Dokter juga tidak tahu mengenai ona yang mengamuk tapi dokter memastikan bahwa keadaaan ona baik baik saja.

"Anak saya kenapa?" Tatapan  sendu seorang ayah bisa di lihat dari nya.

"Dia cuman kelelahan, nanti juga kembali normal kalo begitu saya keluar, mari.." dokter itu menepuk pundak ayah ona.

"Baik.."

"Tapi kok, kelelahan bisa bikin dia kek orang gila? Anehh!" Batinnya.
Ayah ona menggenggam tangan mungil ona, meneteskan air mata yang tak pernah ia teteskan.

"Maafin ayah ona.."

.

.

.

"Algara lo tau keadaan ona?" Tanya Albi.

"Cewe yang gila itu?" Ucap algara datar.

"Lo gak boleh gitu, dia itu pacar lo.."

ONA..!!  (TAMAT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang