Melihat putranya menangis menahan sakit di dalam ruangan seorang diri membuat hati Mew kembali sakit bahkan sangat sakit hingga ia tak sanggup mendengar rintihan bahkan tangisan putranya.
" hikss.. maafkan daddy sayang.. maaf.. hikss.." tangis Mew melihat putranya dari balik kaca jendela.
" hikss.. buna.. buna Andel cakit bunaa hikss.." memanggil Bunanya yang tak ada di sisinya.
" sayang..." lirih Mew melihat putranya memanggil mendiang sang istri.
.
.
.
" bu.." lirih pemuda manis yang duduk di samping brankar rumah sakit melihat ibunya yang baru saja sadar dari obat biusnya.
" gulf.." suara serak memanggil putranya.
" apa ibu mau minum.." anggukannya lemah.
" kenapa kita ada di sini nak, apa yang sudah terjadi?" tanyanya.
" semalam saat ibu pingsan dan karna Gulf panik, akhirnya Gulf membawa ibu langsung ke rumah sakit ini, dan saat ibu di tangani di ruang UGD, dokter bilang bahwa ibu harus menjalankan operasi, jika tidak di operasi nyawa ibu tidak bisa di selamatkan saat itu juga.
Dan ibu baru saja menjalani operasi pengangkatan tumor payudara semalam.." ucapnya masih memegang gelas kaca berisikan air putih yang di arahkan ke mulut ibunya.
" kenapa ibu harus di operasi nak, kita tidak punya uang ?! dari mana untuk membayar biaya operasi ini? Operasi itu sangat mahal nak, apa kamu berhutang di rumah sakit ini.. kalau memang benar kamu berhutang kita mau membayarnya pakai apa nak, yang kita punya hanya rumah usang saja.." lirih ibu Gulf merasa kaget mendengar kenyataan bahwa dia sudah di operasi dan bingung harus membayar uang operasi pakai apa, karna keadaan mereka yang tak memungkinkan.
Makan 3 kali sehari dengan lauk sederhana sudah sangat bersyukur namun mereka tak akan mampu untuk membayar biaya operasi yang sangatlah mahal itu.
" ada orang baik yang mau membantu kita bu.." ucapnya mengelus tangan ibunya untuk menenangkan dirinya, karna Gulf tau bahwa ibunya pasti akan memikirkan dari mana ia harus membayar biaya rumah sakit yang sangat mahal itu.
" siapa orang baik yang sudah menolong kita? Dan kenapa orang itu begitu baik pada kita nak, apa kau mengenalnya.." gelengan Gulf.
" Gulf tidak kenal dengannya bu, siapa dia. Tapi saat aku bertanya pada dokter yang menangani ibu, bahwa dia adalah pemegang saham rumah sakit ini, aku sudah berusaha mencari tau tentangnya dan alamat rumahnya, tapi rumah sakit ini enggan memberi taunya.. tapi yang aku tau saat itu dia membawa anak nya kerumah sakit ini juga.. dan apa ibu tau???" Bertanya pada ibunya.
" ada apa nak?"
" anak dari laki laki yang sudah menolong kita itu sedang sakit keras, bahkan umurnya saja masih sangat muda dan terbilang anak anak seperti baru berumur 5 tahunan? Kasihan sekali anak itu, masih kecil sudah memiliki penyakit yang mematikan.." memberi tau ibunya.
" astaga!! Kasihan sekali anak itu?! Apa dia masih ada di rumah sakit ini nak?"
" aku tidak tau dia masih ada di sini atau tidak, tapi saat ibu sudah di operasi dan di bawa keruang rawat inap aku sempat melihatnya secara tidak sengaja di bangsal anak.. tapi aku tidak tau mereka masih ada di sana atau tidak.."
" carilah mereka dan berterima kasihlah padanya, dan jika kau sudah menemukannya tolong bawa orang yang sudah menolong ibu ke hadapan ibu nak, karna ibu ingin bertemu dengannya dan mengucapkan terima kasih secara langsung karna sudah menolong kita..." anggukan Gulf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari End Di Pdf ✔️✔️
SonstigesMenginginkan seseorang menjadi matahari untuknya, akankah ia menemukan apa yang sedang ia cari selama ini...