🌞 31 🌞

783 64 26
                                    

Pagi ini baik Kana maupun Gulf telah di perbolehkan dokter mereka untuk pulang. Tanpa adanya Mew bersama dengan mereka berdua bahkan hanya ada para pekerja yang sangat Mew percayai untuk menjemput para istrinya di rumah sakit. Ken bersama dengan Gulf sedangkan pak Andi bersama dengan Kana.

Mereka membawa Kana Gulf ke tempat tujuan mereka masing-masing. Ken yang tidak tau bahwa ada masalah di antara tuan besar dan juga nyonya besarnya itu tak menghiraukan Gulf yang sedari tadi hanya diam saja di dalam mobil sambil memandang ke arah luar jendela mobil, tapi Ken merasa ada yang tidak beres karna ia di suruh oleh tuan besarnya untuk membawa nyonya besarnya ke alamat yang sudah di berikan melalui pesan singkat.

Sedangkan pak Andi tidak tau bahwa yang ia bawa ke rumah besar itu adalah nyonya besarnya yang selama ini mereka anggap tiada. Tak ada rasa kecurigaan di dalam pikirannya.

Sesampainya Gulf di sebuah rumah yang sangat besar sama seperti rumah yang pernah ia tinggali bersama dengan suami dan putranya dulu membuat Gulf hampir menitikkan air matanya saat ia melihat rumah yang sangat asing baginya.

" nyonya silakan masuk." Ucap Ken membuyarkan lamunan Gulf.

“ Aaa-ia, ayo kita masuk.” Ucapnya dan mempersilahkan Ken lebih dulu berjalan di depannya.

Langkah perlahan Gulf menaiki tangga menuju pintu utama yang menjulang tinggi, berat yang ia rasakan. Seolah langkah kakinya enggan masuk ke dalam rumah besar itu.

Kreeaakkk....

Suara decitan pintu kayu jati terbuka lebas saat Ken sudah membuka kunci pintu rumah itu yang sempat di kirim melalui pesan antar.

Gulf menutup matanya tak kala ia mendengar suara decitan pintu yang terbuka, seolah ia tak akan sanggup untuk bertahan di dalam rumah itu dengan kesunyian dan kehampaan yang akan menerpa dirinya.

“ apa ini sudah saatnya kita akan berpisah mas,,” lirihnya dalam hati.

“ nyonya, nyonya ada apa? Apa nyonya sakit?!” tanya Ken panik yang melihat nyonya besarnya menutup mata.

“ saya tidak apa-apa paman Ken.” Ucap Gulf setelah membuka matanya.

“ ayo kita masuk, tidak baik terlalu lama di luar ruangan karna tuan besar sudah memberi perintah padaku.”

“ Bisakah paman meninggalkan aku di sini sendiri.”

“ Tapi nyonya__”

“ aku tidak apa-apa paman, mungkin di dalam sudah ada para pekerja yang akan menemaniku nanti. Paman bisa kembali ke rumah.”

“ apa nyonya baik-baik saja? Jika terjadi sesuatu jangan sungkan untuk menghubungi saya.”

“ Sudah aku katakan aku tidak apa-apa paman, baiklah aku akan menghubungi paman jika terjadi sesuatu.” Senyum penuh kepalsuan.

“ baiklah saya pergi, dan nyonya jaga diri Anda baik-baik.” Gulf hanya mengangguk.

Ken kembali ke dalam mobilnya sedangkan Gulf menunggu sampai mobil itu pergi dari pekarangan rumahnya, rumah yang sangat asing baginya.

Kakinya melangkah dengan rasa berat masuk ke dalam rumah itu, rumah yang akan memberikan kehampaan dan suasana dingin bagi dirinya. Entah kapan rumah itu akan menjadi hangat Gulf pun tak tau.

“ mulai hari ini hanya ada buna dan kamu saja sayang, buna tidak bisa memberi tau pada nenekmu bahwa buna sudah keluar dari rumah itu. Maafkan buna yang tak bisa berbuat banyak untuk kebahagiaan kamu nak.” Mengelus perutnya sambil menatap ke sekeliling rumah besar itu.

Maid yang sedang membersihkan rumah itu di kagetkan dengan kedatangan nyonya besarnya.

“ astaga nyonya!! Maafkan saya, saya tidak tau kalau nyonya sudah sampai di rumah ini. Saya terlaku fokus pada pekerjaan saya. Sekali lagi saya mohon maaf nyonya.” Merasa bersalah.

Mentari End Di Pdf ✔️✔️  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang