🌞 15 🌞

962 98 14
                                    

Hari demi hari sudah di lewati Alex di rumah sakit dan waktunya kini ia kembali untuk pulang keistananya dan berharap semoga ia bisa bertemu dengan sosok yang ia sebut bunanya itu.

" dy,," panggil Alex yang sedang berada di atas brankar rumah sakit.

" ia nak ada apa?" Ucap Mew masih sibuk dengan perlengkapan Alex yang sempat di bawa kerumah sakit.

" kenapa buna ndak datang kecini lagi?? Apa buna malah dengan Andel? Kalna Andel nakal, cudah menalik nalik baju buna kemalin?? Andel kangen buna dy,," Tanya Alex tiba tiba.

Mew menghentikan kegiatannya mengemas barang barang Alex dan berjalan kearah brankar putranya, duduk di samping tubuh mungil Alex dan memangkunya, " sayang dengarkan daddy na,, Alex tau kan bahwa buna sudah tiada?? Bahkan Alex selalu pergi kerumah buna saat Alex sedang rindu dengannya bahkan Alex selalu memberi bunga kesukaan buna saat ingin pergi kesana. Mungkin yang Alex lihat bukanlah buna melainkan orang lain. Atau mungkin Alex hanya sedang bermimpi saat itu. Jadi stop untuk bertanya tentang buna na,," memberi pengertian pada putra semata wayangnya.

Mata yang indah seperti mendiang istrinya kini tengah berkaca kaca bahkan satu tetes air mata jatuh ke pipi chubby milik Alex.

Kepala yang awalnya tertunduk kini mendangak menatap wajah daddynya penuh dengan air mata. Mew yang melihat putranya sangat amat begitu merindukan sosok Kananya itu menjadi sangat emosional bahkan sempat meneteskan air mata namun cepat cepat ia hapus agar Alex tidak melihatnya saat menangisi pujaan hatinya.

" Alex rindu dengan buna??"

" he'emm,, Andel cangat lindu buna dydy hikkss hikks!! Huuaaa huuaaa,, Andel mau buna dydy,," tangisan Alex sambil memeluk tubuh Mew.

" suutt sayang,, jangan menangis na. Nanti setelah dari sini kita bertemu dengan buna,  apa Alex mau berkunjung kerumah buna??" Anggukan Alex masih setia dengan tangisannya.

" ya sudah ayo jangan menangis lagi, cepat hapus air matanya, jika Alex berkunjung kerumah buna dengan keadaan seperti ini nanti buna juga ikutan sedih karna Alex menangis merindukan buna. Jadi ayo cepat hapus air matanya."

Tangan mungil dengan jari lentik menghapus jejak air mata di pipi dan kedua sudut matanya, tak lupa menghapus hingus di hidungnya menggunakan baju milik Mew.

Melihat tingkah anaknya yang menggemaskan seketika membuat hati Mew kembali membaik setelah merasakan sakit melihat putranya yang merindukan sosok bunanya.

" apa sudah selesai menangisnya?"

" cudah dydy,,," suara sendunya setelah habis menangis.

" ya sudah, Alex tunggu sebentar di sini karna daddy masih harus mengemas barang barang milik Alex yang ada di sini." Anggukan Alex dan Mew kembali mengemas.

Skip...

Kini Mew dan Alex tengah berjalan di sebuah pemakaman elit, hanya orang terpenting saja yang bisa di makamkan di sana yang memiliki jumlah uang cukup banyak.

Dengan bergandengan tangan bersama daddynya dan sebelah tangannya lagi mengenggam buket bunga matahari untuk bunanya, Kana.

Senyum indah saat sebentar lagi hampir sampai di peristirahatan terakhir bunanya, dari kejauhan Alex kecil berteriak memanggil nama yang sangat ia rindukan.

" BUNAAA,,, ANDEL DATANG BELCAMA DYDY!!" Teriakan si kecil dari kejauhan.

Mew menunduk melihat wajah gembira putranya yang sudah merindukan bunanya, seutas senyum merekah di berikan Mew pada putranya.

" sayang,, kami datang." Ucap Mew saat sudah sampai di makam milik Kana.

" hay buna,, apa kabal. Hali ini Andel bawain bunga kecukaannya buna, bunga matahali. Kata dydy buna cangaaatttt cuka bunga ini, dydy bilang kalau Andel ini Mentalinya buna dan dydy, apa benal buna??" Bertanya pada gundukan rerumputan dimana bunanya berada di bawah tanah yang berhiaskan rumputan hijau.

Mentari End Di Pdf ✔️✔️  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang