🌞 17 🌞

814 90 3
                                    

Pagi ini Alex bangun dengan mata sembabnya karena habis menangis akibat merasa kecewa pada Mew dan juga Gulf yang telah membohonginya.

" dy,," lirih Alex duduk di atas ranjang sambil mengucak matanya mencoba menerima sinar matahari yang menyilaukan mata indahnya.

Melihat sekitarnya yang tak ada siapapun di sana hanya ada dirinya saja. Menuruni kasur besar milik daddynya dengan susah payah. Setelah berhasil menginjak lantai Alex berjalan ngontai dengan boneka kelinci kesayangannya ia seret di lantai berjalan keluar dari kamar Mew.

" dy,,, dydy dimana??" Panggil Alex namun tak kunjung mendapat sahutan dari orang yang ia panggil.

" bunaa,, buna dimana??" Panggil Alex lagi namun sama tak mendapat jawaban.

Berjalan seorang diri menuruni anak tangga dengan hati hati sambil berpegangan pada pembatas tangga agar dirinya tak terjatuh saat menuruni anak tangga yang cukup curam baginya itu.

" loh, tuan muda sedang apa di sini?" Tanya Bibi yang melihat Alex seorang diri menuruni anak tangga.

" Bibi, buna Andel cama dydy dimana? Kenapa Andel di tinggal cendilian di dalam kamal?" Ucapnya tanpa sadar bahwa dialah yang sudah membuat bunannya itu pergi dari sana.

" mungkin daddy ada di ruang kerjanya, apa tuan muda mau Bibi antar kesana?" Tawar Bibi, hari ini Mew tidak pergi kekantor karna harus menemani Alex takut takut jika Alex akan mencari keberadaan Gulf dan benar saja anak itu kini tengah mencari Gulf.

" Andel mau cendili aja kecananya." Tolaknya karna ia fikir bahwa bunanya pasti ada di sana sedang menemani daddynya bekerja.

" ya sudah, hati hati ya menaiki tangganya."

" e'umm."

Alex mulai menaiki anak tangga dengan berlahan dengan Bibi yang mengawasinya dari lantai bawah karna tuan mudanya melarang ia menemaninya.

" dydy! Apa Andel boleh macuk." Tanya Alex saat sudah sampai di depan pintu ruang kerja Mew.

Mendengar suara Alex dari luar Mew beranjak dari kursinya untuk membuka pintu agar Alex bisa masuk.

Cklek

" loh, Alex sudah bangun?" Tanya Mew dan mulai menggendong tubuh mungil putranya itu.

Mew membawa Alex masuk kedalam ruangan kerjanya yang berada di dalam rumah besarnya.

Melihat Alex yang seolah olah sedang mencari seseorang membuat Mew tau siapa yang anaknya itu cari.

" ada apa nak?"

" buna Andel dimana dy, kenapa tidak ada di cini?" Tanyanya polos karna Alex tidak tau kemana Gulf pergi.

" buna siapa sayang?"

" bunanya Andel dy, kan kemalin buna ada kenapa cekalang buna ndak ada? Apa buna ada di kamal Andel?" Tanyanya pada Mew.

Mew mengelus lembut ramput putranya sayang, " sayang, dengarkan daddy na. Buna Gulf sudah puang kerumahnya dan tidak akan datang kesini lagi." Jawab Mew.

" kenapa buna pelgi dydy, apa Andel nakal?"

" bukankah Alex bilang kemarin bahwa daddy harus mengusir buna Gulf karna Alex tidak suka padanya? Dan daddy sudah mengusir buna Gulf pergi dari rumah ini  sesuai keinginan Alex."

Mata indah itu kembali berkaca kaca dan segera mengeluarkan air bening dari sudut matanya,. Mendengar ucapan daddynya itu Alex baru menyadarinya bahwa semalam ia sudah mengusir bunanya itu secara tak sengaja karna merasa kecewa karna orang yang ia panggil buna bukan buna Kananya.

Mentari End Di Pdf ✔️✔️  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang