Semenjak kejadian di ruang kemo beberapa hari lalu dimana saat Gulf mendatangi Mew semua tanpak baik baik saja dan seperti sebelumnya saat mereka tak saling bertemu dan berbicara.
Gulf melupakan ucapan Mew dan Mew melupakan Gulf yang memiliki wajah dan suara seperti mendiang Kana, dan kini Mew tengah fokus dengan pengobatan putra semata wayangnya.
Hari ini adalah hari kepulangan Namtarn dan Alex, sudah hampir 1 minggu mereka berdua di rawat di rumah sakit itu dan seluruh pengobatan Namtarn selama di rawat di rumah sakit sudah di tanggung oleh Mew sesuai ucapannya tempo hari saat di ruang UGD.
" dydy.." ucap Alex pada Mew yang tengah mengemas barang barang Alex yang di bawa kerumah sakit.
" ada apa sayang.." membalas ucapan Alex tanpa melihat putranya.
" apa Andel boleh belmain di taman cebental dydy.."
" mau apa Alex ketaman lagi, sekarang kita mau pulang? lebih baik bermain di taman belakang rumah saja na.." masih sibuk mengemas barang barang Alex tanpa melihat wajah Alex yang sudah merasa kesal.
" Andel mau main cebentallllll... aja dy.. boleh na.." memohon.
" gak boleh sayang, kamu gak boleh kemana mana karna sebentar lagi kita akan kembali kerumah dan paman Andrew akan datang ke sini untuk mengecek keadaan Alex.." tegas Mew.
" dydy gak acik.." ucap Alex sambil menaruh lipatan kedua tangannya di atas dadanya.
Mew mendengar putranya merajuk hanya mengeleng gelengkan kepala dan tersenyum.
.
.
" apa semuanya sudah di masukkan dengan benar nak barang barangnya?" Bertanya pada putranya yang sudah selesai membereskan barang barang miliknya.
" sudah bu, semua sudah beres hanya tinggal menunggu dokter saja untuk mengecek keadaan ibu kembali.." jelasnya.
" baiklah.." ucap Namtarn yang masih berbaring di atas ranjang rumah sakit menunggu kedatangan dokter.
Setelah menunggu 20 menit kini dokter datang dan memeriksa keadaan Namtarn dan di nyatakan sudah pulih dan boleh kembali kerumah.
Betapa senangnya Namtarn mendengar hasil kesehatannya yang sudah pulih kembali, kini Gulf dan Namtarn berjalan beriringan keluar dari rumah sakit.
Saat sudah berada di depan loby, Gulf memesan taxi untuk mengantarnya pulang ke rumah mereka.
Sepanjang perjalanan hanya di isi oleh keheningan saja, tidak ada yang memulai bicara, baik Namtarn maupun Gulf.
Sampai saatnya tiba di rumah sederhana mereka, " ayo bu hati hati.." ucap Gulf memapah tubuh ibunya masuk kedalam rumah sederhana milik mereka.
" ibu gapapa sayang.." memegang tangan putranya yang berada di lengannya.
" ibu harus banyak istirahat, gak boleh melakukan pekerjaan yang berat berat, biar Gulf saja yang melakukan pekerjaan rumah na.." ucapnya sambil membawa Namtarn duduk di ranjang kamarnya.
" kamu jangan terlalu banyak melakukan pekerjaan nak, kasian tubuhmu pasti lelah.. istirahatlah di kamarmu terlebih dahulu.." mengelus pipi lembut Gulf.
Gulf hanya mengangguk kan kepalanya, " baiklah aku ke kamar dulu na, jika ibu butuh sesuatu panggil Gulf saja.." anggukan Namtarn dan Gulf pergi kearah kamarnya yang tidak jauh dari kamar ibunya.
Cklek
Bruk!
Menghempaskan tubuhnya di atas ranjang kecil miliknya, memejamkan mata sambil mencari posisi ternyaman. Kilas banyangan mengenai pria dewasa yang tempo hari sudah memeluk dirinya dan beranggapan bahwa dia adalah kerabatnya membuat Gulf bertanya tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari End Di Pdf ✔️✔️
RandomMenginginkan seseorang menjadi matahari untuknya, akankah ia menemukan apa yang sedang ia cari selama ini...