🌞 5 🌞

873 96 0
                                    

" hikss.. ibu, jangan tinggalin Gulf bu.. nanti Gulf sama siapa.. dokter tolong ibu saya hikss!!" Tangisan pemuda manis melihat ibunya yang sedang di tangani oleh dokter.

" anda bisa tunggu di luar, kami akan melakukan yang terbaik untuk ibu anda.." ucap dokter membuat Gulf mengerti dan menunggu ibunya di ruang UGD.

" Tuhan, tolong selamatkan ibuku.. jangan biarkan ibuku tiada.. hikkss.. aku berjanji akan melakukan apapun demi kesembuhan ibu ku hikss.. aku mohon.." mendangakkan kepalanya menatap atap rumah sakit dan mengangkat kedua tangannya berdoa kepada Tuhannya.

Sedangkan di ujung lorong ruang UGD ada pria dewasa membawa anak kecil dalam gendongannya berlari kearahnya.

" daddy mohon bertahanlah sayang..." lirih pria dewasa yang terdengar sampai di telinganya karna ucapannya seperti menggema karna suasana sangat sepi.

" DOK.. DOKTER TOLONG ANAK SAYA.." teriak pria  dewasa membuat dokter berlari kearahnya.

" CEPAT BAWA KERUANG UGD!!" teriak dokter pada suster yang bersama dengannya.

" baik dok!!" Berlari kearah ruang UGD untuk membuka pintu agar mempermudah pria dewasa itu membawa anaknya masuk.

Gulf yang sedang di landa kepanikan melihat kejadian yang ada di depan matanya membuat ia semakin panik di buatnya.

" tuan, tolong tunggu di sini.. kami akan melakukan yang terbaik untuk anak tuan.."

" tolong panggilkan dokter Andrew karna dia yang menjadi dokter pribadi anak saya.." ucapnya lagi.

" sus tolong hubungi dokter Andrew dan suruh ia datang ke ruang UGD secepatnya.."

" baik dok.." suster langsung menghubungi dokter Andrew.

Gulf yang sedang menunggu kabar keadaan ibunya langsung berjalan kearah dokter yang tengah berbicara kepada pria dewasa yang tidak ia kenal.

" dok bagaimana keadaan ibu saya.." ucap Gulf tanpa memperdulikan keadaan keluarga lain yang juga merasakan kepanikan sama sepertinya.

Deg!

Suara yang sama persis seperti orang yang 4 tahun ini ia rindukan kembali ia dengar bahkan sangat jelas, dan langsung menoleh keasal suara.

Suara yang sama persis seperti orang yang 4 tahun ini ia rindukan kembali ia dengar bahkan sangat jelas, dan langsung menoleh keasal suara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gulfinda Arkana, pemuda manis yang masih bersekolah tingkat atas menjadi anak tunggal dari keluarga sederhana.

Di tinggalkan oleh ayahnya sejak ia berumur 11 tahun dan kini ia hanya tinggal dengan sang ibu yang mengidap penyakit tumor payudara.

Menjadi tulang punggung keluarga karna hanya dirinyakah harapan satu satunya bagi ibunya karna ibunya tidak bisa bekerja karna kondisinya yang tidak sehat.

Menjadi murid terbaik di sekolahnya bahkan berbagai penghargaan di raihnya dengan mudah hingga mendapatkan beasiswa yang meringankan biaya sekolahnya yang mahal.

Mentari End Di Pdf ✔️✔️  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang