24. janji

21 4 2
                                    

Alia memasuki pekarangan rumah arkan, pagi ini sebelum ia berangkat sekolah, bunda nya menyuruhnya untuk memberikan kue ke rumah arkan.

Nyatanya untuk jaga jarak dengan arkan itu sulit

"Assalamu'alaikum mah" Salamnya lalu menyalimi tangan Sintia

"Wa'alaikummussalam sayang, ayo masuk"

"Gak usah mah, Al buru-buru, mau ngasih ini aja titipan bunda"

"Aduh repot-repot, beneran Al gak mau mampir dulu?, kalau gak berangkat bareng aja sama arkan" Tawar mamah

"Emm... Gak usah--" Ucap Alia terputus saat ada yang memanggil namanya

"Alia? Hai" Sapa prempuan itu

"Ehh... Hai kak ika"

"Mau berangkat sekolah kan? Bareng aja ayo, sama aku dan arkan" Ajak ika

"Kalian udah saling kenal? " Tanya Sintia bingung

"Udah tan, Alia ini yang ika ceritain semalem, arkan nganter cewek cantik"

"Hahaha... Ternyata Alia toh, Alia tau ika ini siapa? " Tanya Sintia saat melihat raut bingung dari muka Alia

Alia menggelengkan kepalanya "gak tau mah"

"Loh... Ahaha jangan-jangan kamu ngira aku pacar arkan lagi? " Tanya ika tepat sasaran

"Hahaha... Al, ika ini sepupu arkan, dia anak dari kakaknya mamah" Jelas Sintia

Malu. Bahkan sangat

"Hehehe... Alia baru tau"

"Aku setuju sih Al kalau arkan sama kamu"

"Arkannya kan udah punya pacar kak" Lirih Alia

"Loh belu--" Ucap ika terputus

"Ekhem... Mau sekolah apa gibah? " Suara barinton itu menghentikan obrolan mereka

"Dih ganggu lo ar" Kesal ika

"Udah-udah kalian berangkat sana, Al bareng arkan aja yah? " Tengah sintia

"Ia mah, Alia berangkat yah mah" Pamitnya diikuti arkan dan ika

------

"Gua masuk dulu yah, Al hati-hati arkan suka tiba-tiba nerkam orang nya, ahahaa" Pamit ika lalu bergegas pergi dari mobil, menyisakan dua remaja yang terlena dengan pikiran mereka Masing-masing

Arkan menatap Alia lewat kaca spion "duduk depan"

Tanpa babibu Alia langsung bergegas berpindah duduk ke kursi depan, setalah itu arkan  melanjutkan perjalanan mereka

Hening. Canggung
Dua suasana yang menggambarkan keadaan sekarang

Kalau boleh jujur Alia bahagia, namun ia juga benci dengan suasana sekarang. Seperti nya dunia sedang tidak berpihak agar ia bisa menjauh dari arkan

"Arkan"

"Hm"

"Maaf yah" Cicitnya

Arkan mengerutkan alisnya "buat? "

"Udah buat susah, pasti Laura cemburu abis ini"

"Jagain sahabat aku yah" Lanjutnya menatap arkan

"Pasti"

Gua mau nya jagain lo Al

Setelah itu mobil arkan sampai di pekarangan sekolah

Sebelum Alia turun dari mobil, arkan menarik pergelangan tangan wanita itu, memeluk tubuh itu erat. Bahkan sangat

"je t'aime" Bisik arkan tepat di kuping Alia

Tubuh gadis itu lemas, sekarang pikiran nya kosong, seolah semua hanya mimpi

"Arkan"

"Jangan pergi, bentar aja kayak gini" Lirihnya

Tanpa sang empu sadari, arkan memasuki sesuatu di dalam saku tasnya, berharap esok, lusa, atau tahun depan akan wanita itu baca

'Kamu harus tetep ada'

------

Setelah berjam-jam belajar, akhirnya bel pulang pun berbunyi, gerbang sekolah sudah banyak kerumunan siswa-siswi

Jika orang lain berbondong-bondong ingin pulang, berbeda dengan Alia, gadis itu masih sibuk mengerjakan tugas yang besok akan di kumpul

Tampa sadar kini matahari mulai tenggelam, siswa-siswi pun sudah pada pulang, kini jam menunjukkan pukul 16.30

Setelah menyadari, Alia bergegas untuk pulang

"Alia! " Panggil seseorang saat gadis itu sampai depan gerbang

Alia menghampiri orang tersebut "arga? Ngapain? "

"Nungguin kamu, yuk pulang" Ajak arga yang di setujui oleh Alia

"Pegangan, peluk aku yang kuat Al"

"Modus"

"Hehe... Takut, takut kamu jatuh soalnya" Arga menarik tangan Alia memeluk perutnya

"Arga, kalau Tuhan berkenan, aku mau terus liat kamu kayak sekarang. Bahagia"

Senyum Arga mengembang, namun matanya tak bisa bohong, sekarang ia kalut

"Kalau udah ada keberanian, temuin keluarga kamu yah, jelasin sama minta maaf kemereka, pasti mereka ngerti kok"

Arga memegang tangan ali yang berada di perut nya "takut"

"Cowok harus bisa tanggung jawab ih, jangan pikirin hal negatif"

Arga mengangguk singkat, lalu dengan perasaan yang campur aduk ia memengkolkan kendaraannya

"Arga, jalannya salah"

"Bener, bisa lewat sini kok Al" Jawab Arga, yang di balas anggukan dari Alia

'Untuk kali ini, semesta kembali tak berpihak'

-----

"Arga, ini di mana? " Tanya Alia bingung saat melihat bangunan menjulang tinggi dengan perawakan yang seram, seperti tak terurus

"Ikut bentar yah Al, janji ini terakhir deh" Ajak Arga menarik tangan Alia, walau sebenarnya Alia takut namun gadis itu percaya pada Arga

Setelah memasuki ruangan demi ruangan, kini mereka sampai pada ruangan paling luas, dan hampa, tak ada barang apapun di sana

"Tunggu bentar di sini yah Al"

Alia menggeleng "takut"

"It's oke, cuman bentar, abis itu aku bakal balik lagi" Ucap Arga meyakinkan

"Janji? "

"Janji"

Seperti janji yang telah terpatri
Sanggupkah sang tuan memenuhi?
Semoga.

-------

Tbc

Revisi 19-11-23

Jadi Kita ini Apa? [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang