7. cantik

35 9 0
                                    

"Mamah" Panggil Alia saat memasuki rumah, setelah kejadian di taman arkan pergi entah kemana, jadi lah dia pulang sendiri

Alia menatap penjuru rumah "arkan belum pulang mah? "

Sintia mengelus rambut Alia pelan, lalu mengajak wanita itu duduk di sofa "kalian gak pulang bareng? "

"Gak, tadi arkan ninggalin Al"

"Mah, arkan dulu punya pacar gak sih? "

"Emm.... Yang mamah tau sih gak pernah, arkan itu dari dulu pilih-pilih banget kalau soal cewek"

"Bukan masalah cantik, tapi dia cari yang baik, gitu sih katanya"

"Emm.... Al emang gak baik yah mah? "

"Apa Al gak usah kejar arkan yah? " Gumam Alia

"Arkan itu emang kayak gitu, semenjak ayahnya meninggal jadi cuek, dia nunjukin rasa sayang nya itu beda, gak seromantis orang lain"

"Mamah yakin kok arkan itu sebenarnya sayang sama Al" Sintia mengusap kepala Alia sayang

"Tapi tadi arkan suruh Al ngejauhin dia"

"Mungkin arkan ada alasannya sayang"

"Udah yuk, dari pada sedih makan aja, pasti laper kan?

" Banget! "

------

BUGHH

"Sialan lo brengsek! "

"Seharusnya lo mati aja! Gak guna lo goblok! " Kesel arkan, membabi buta menonjok abangnya

"Gua juga mau nya gitu, hahaha"

"Lo anak manja mana tau apa-apa, lo tau nya gua salah aja! "

"Gua emang gak tau apa pun tentang lo bang, tapi gak gini caranya, setelah semua harta lo ambil, lo mau apa lagi? Gak cukup? "

"Gua benci banget sama lo sial! Lo udah buat mamah menderita dan sialnya lagi mamah masih sayang sama lo"

"Lo mikir anjing, gak usah merasa seolah korban, lo pelakunya di sini! "

"Nyatanya keluarga kita gak bakal kayak dulu lagi"

"Thanks udah bantu" Ucap lelaki itu lalu pergi meninggalkan arkan yang masih emosi

"Ego lo gede bang"

------

Arkan memberhentikan motor nya di depan rumah minimalis, banyak teman-teman seumuran nya yang sedang ngobrol

"Yang lain ada? " Tanya arkan pada salah satu temannya di sana

"Ada ar, di dalem" Arkan menganggukkan kepalanya, lalu memasuki rumah minimalis atau tempat nongkrong mereka

"Kenapa tangan lo? " Tanya Rey saat melihat jari-jari arkan memerah

"Biasa"

"Berulah lagi? "

"Gak berulah gak tenang hidupnya" Yang lain hanya menyimak, takut arkan tersinggung

Iqbal memukul bahu arkan dua kali "jangan lo bunuh aja ar" Candanya

"Hm"

"Ar bentar lagi ada lomba basket lo gak ikut? " Tanya ray

"Gua gak tau"

"Gas deh ar, lumayan dapet duit, nanti kita ikut deh dan karna kita kawan duitnya buat lo" Ucap iqbal

"Yoi, kayak biasa" Timpal ilham yang baru selesai ngegame

Jadi Kita ini Apa? [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang