Mata arkan tertutup, namun senyum itu tak pudar dari wajah tampan itu, memberi rasa takut untuk yang melihatnya
"Ar yang sakit yang mana? Al panggilin dokter yah"
Perlahan mata itu kembali terbuka, menatap dalam manik mata itu "semuanya sakit al"lirihnya
"Aku mau pulang"
Alia menggeleng, tak mengizinkan permintaan lelaki itu
"Aku tungguin di sana yah cantik"
"Aku pulang"pamit arkan lalu ia perlahan membenarkan posisi tidurnya
Tanpa di bimbing arkan mengucapkan dua kalimat syahadat, setelah kata itu selesai ia ucapkan setelah itu datang papahnya
'arkan'
'jagoan papah, sini nak'
Setelah itu mata itu benar-benar tertutup, raga itu kini sudah tak bernyawa, kini arkan Atmadja putra Nugroho telah kembali, kembali kepangkuan sang maha kuasa
Alia memegang erat tangan arkan, tangisnya sudah pecah " makasih, makasih udah jadi jagoannya aku" bisik alia
Setelah itu ia keluar dari ruangan arkan, menatap semua insan yang ada di sana
"Arkan udah pulang"lirihnya
Setiap insan terdiam, berusaha mencerna kata yang baru terlontar
Tanpa kata apa pun mereka semua masuk ke dalam ruangan arkan, menyisakan alia yang masih diam membeku di sana
"Sakit ar"
------
"Gua gak punya hak sebenernya al soal ini, tapi lo punya hak, itu yang selalu gua pikir, gua tau mungkin kenyataan bakal buat lo sakit, tapi gak tau segalanya malah lebih sakit"
"Di dalan laptop ini ada semua curhatan arkan, lo buka aja diary di situ, dan ini juga surat lo baca nanti, tunggu waktu yang tepat, gua yakin nanti lo tau waktu yang tepat itu kapan" ucap laura setelah itu dirinya ingin bergegas pergi
Sebelum pergi langkahnya terhenti, tanpa membalik badan " gua sama arkan gak pernah jadian al, dia sukanya sama lo, di malam itu dia emang mau nembak lo"
"Tapi mungkin tuhan gak ngizinin. dia sempet mau nembak gua bohongan biar lo lupain dia, biar lo terbiasa tanpa dia, dan juga biar lo benci dia"
"Awalnya gua nolak, terus dia mohon-mohon gua kasian al, gua tau kalut nya dia, dan akhirnya gua iyain, tapi sore itu tanpa ada angin dari mana, dia mutusin buat nembak lo beneran, sangking gugupnya dia minta tolong sama gua buat latihan" ucapnya terhenti kini ia menatap kembali alia
"Lo tau gak sih, dia lucu banget, yang buat dia lama dan telat jemput lo itu, dia selalu gugup saat mau nembak. Kita ulang berkali-kali al, tapi si dodol itu malah terus terusan diem, kata dia gini ' jantung gua mau meledak sumpah, aduh apa gak usah gua tembak yah, ini mah gua bisa mati duluan sebelum nembak' hahaha lucu kan al?" Ucap Laura, bukan nada bahagia tapi nada sedih
------
Kini liang sudah tertutup oleh tanah, tangis tak berhenti di sana.
Ketika liang di tutup kita harus bisa mengikhlaskan."Anak mamah udah ketemu papah kan?, Bilangin papah mamah sama bang arga juga kangen"lirih sintia
"Mas kamu udah gak kesepian lagi kan?" Batinnya
"Haha dari dulu lo mau banget yah sama papah, ar gua belum sempet minta maaf sama lo, lo belum sempet tau alasan gua, lo masih benci gua kan?" Tangis arga tak henti, dada nya sesak, kini kepergian adeknya tak bisa lagi ia pungkiri
Kehilangan sama penyesalan itu satu paket.
Andai malam itu aku tidak mengijinkan mu pergi, mungkin sekarang kau masih di sini, berdiri disini, di sebelahku.
Nyatanya berandai-andai hanya bisa membuatku nambah terluka.
-----
Sore hari ini hujan menyapa, menambah kesan berkabut bagi mereka yang kehilangan
Alia menatap kosong ke arah hujan, bayangan arkan dan alia sedang hujan-hujanan bagaikan terputar ulang, tawa nya, bahagianya masih terlihat jelas
Setelah bayangan itu hilang, alia tersadar, ia sudah benar-benar kehilang, dirinya juga dunianya
"kamu itu kayak hujan
Sementara, menyakitkan
Tapi aku menyukainya.""Dulu aku menyukai hujan,
dan Sekarang aku selalu sakit hati saat mengingat hujan." alia AnastasyaPerlahan kaki cantik itu melangkah, menantang hujan, ia berdiri di bawah hujan, membiarkan tubuhnya basah
"AGHHH.. LO BOONG, AYOK, AYOK MEMULAI SEMUANYA DARI AWAL"
"LO GAK BOLEH PERGI!" Teriak alia menatap langit
Nyatanya kisah kita hanya bisa di kenang.
Berhenti tanpa memulai.
Menangis tanpa tertawa.
Hambar, sakit, dan menyiksa.
"Aneh yah, semua manusia lahir dengan cara yang sama, tapi kenapa kematian datang dengan cara yang berbeda dan mengerikan"
"Kata ayah sama abang rasa ini gak bakal sia-sia ar, iya kan ar, gak bakal sia-sia?. Rasanya akan abadi ar"
"Biar rasa ini abadi yah ar?"
"Kamu, aku dan selamanya"
------
End
Revisi 19-11-23

KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Kita ini Apa? [Selesai]
Fiksi Remaja------ kita ini apa? sepasang remaja yang sedang di mabuk cinta atau sepasang manusia yang di takdir hanya untuk menjadi adik kakak, bukan sepasang kekasih. 'kita ini apa?' kata-kata yang sering aku ucapkan dan tanyakan kepada diriku sendiri, tetapi...