Bab 4 - Bocah ingusan kurang ajar!

2.1K 139 4
                                    

Hari ini kelas Kaina kembali mendapat mata kuliah Ilmu Hukum. Jonathan menepati ucapannya minggu lalu untuk tidak terlambat, ia sudah berada di kelas ketika mahasiswa/i nya datang. Dan sekarang justru Kaina yang terlambat, ia ketiduran.

Kaina mengintip kedalam lalu menepuk jidat melihat Jonathan sudah menjelaskan materi. Bagaimana ini? Seumur-umur baru kali ini ia terlambat di mata kuliah yang menjadi tanggungjawabnya.

Akhirnya Kaina memberanikan diri mengetuk pintu didepannya. Masa mau disini terus sampai akhir jam mata kuliah.

"Silahkan masuk!" ujar Jonathan menyahuti ketukan Kaina.

Kaina masuk kedalam kelas, ia berniat menjelaskan alasan keterlambatannya namun Jonathan memberi kode agar langsung duduk saja, sehingga Kaina dapat bernapas lega.

"Baik, saya lanjutkan." interupsi Jonathan.

Sepanjang pelajaran Kaina hanya fokus memperhatikan. Bukan memperhatikan materi, tapi memperhatikan gerak-gerik dosennya. Perlu diakui, pria itu terlihat sangat berwibawa memakai setelan formal. Kemampuan public speaking yang baik juga membuatnya terlihat sangat cerdas dan menawan. Kaina sampai malu sendiri kalau ingat bagaimana dulu saat pertama kenal, ia menoel hidung pria itu.

"Ada yang ingin ditanyakan?" Jonathan menatap para mahasiswa dari ujung ke ujung, hingga tak sengaja menangkap Kaina yang tengah memperhatikannya intens.

"Haloo, ada yang ingin bertanya?" tanya Jonathan sekali lagi.

Beberapa diantara mereka menggeleng. "Nggak ada, Pak."

"Kalo gitu biar saya yang tanya."

Melihat gelagat panik bocah-bocah didepannya membuat Jonathan tertawa. "Nggak, saya bercanda. Kalo gak ada yang tanya ya syukur berarti penjelasan saya dapat dipahami."

"Ah, si bapak bikin panik aja!" celetuk Lena dengan tampang lawaknya membuat seisi kelas tertawa.

"Kenapa panik? Santai aja dikelas saya. Kita bisa berdiskusi sambil bercanda disini. Kalo ada yang ingin ditanyakan silahkan, nanti kita bahas bareng-bareng. Jadi bukan hanya saya, kalian juga bisa beropini. Paham?"

"Pahamm bapak."

"Siap, Pak Jo."

Jonathan kembali duduk di kursinya. "Penanggungjawab mata kuliah ini siapa ya?"

Otomatis Kaina mengangkat tangan. "Saya, Pak."

"Kamu bawa rekap absen teman-teman dari awal semester?"

"Bawa, Pak." Kaina hendak maju menyerahkan kertas itu namun Jonathan menghentikannya.

"Bawa ke ruangan saya aja, ya. Bantu saya merekap absen."

"Baik, Pak."

Jonathan mengakhiri kelas dengan membaca doa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Setelah itu ia langsung melenggang ke ruangannya bersama Kaina yang mengekor dibelakang.

"Masuk, Na." ucap Jonathan sembari membuka pintu ruangannya. "Kamu duduk dulu, saya ambilkan laptop."

Kaina hanya menurut, ia menempatkan diri di sofa yang berada ditengah ruangan Jonathan.

Tak lama kemudian, Jonathan duduk didepan Kaina sambil membawa laptop. "Kenapa kamu telat tadi? Masa iya harus saya jemput biar gak telat." kekehnya.

Kaina tertawa cengegesan didepan pria itu. "Ketiduran, Pak."

"Oh, harus saya bangunin juga?"

"Bukan begitu Pak. Tapi kelas bapak kepagian, saya baru tidur dua jam."

OUR LECTURER - Mr.JoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang