Pak Nafi, Dosen sosiologi hukum kembali membuat ulah. Ini tadi orangnya meminta pindah jam ke jadwal mengajar Jonathan. Sehingga, mau tak mau Kaina yang me-nego agar jam Jonathan mundur setelah jam makan siang. Untung pacar sendiri, jadi Jonathan oke-oke saja.
"Perkuliahan hari ini kita akhiri. Tugas dari saya, paling lambat dikumpulkan besok pagi jam 7. Selamat siang." ujar Pak Nafi kemudian pergi meninggalkan kelas.
Setelah itu orang-orang yang tersisa dikelas menghela napas kesal atas perilaku dosen itu yang selalu seenaknya.
"Seenaknya banget. Dipikir ini kampus punya bokapnya apa!" ujar Keyla dengan nada tak santai.
"Kita liat aja, minggu depan apa lagi ulahnya!" imbuh Lena.
Melviano yang sedang membereskan barang pun ikut menyahut, "Untung ya, Pak Jo orangnya mau-mau aja. Coba kalo gak mau gimana? Apa gak tambah bonyok kita."
"Pak Jo mah jangan ditanya lagi, emang idaman. Udah ganteng, kebapakan, asik, pengertian lagi. Duh, jadi pengen punya suami gitu."
Kaina hanya tersenyum menanggapi ocehan Lena. Tak masalah kalau mau punya suami seperti Jonathan, asal jangan Jonathan saja.
"Guys, aku duluan ya!" pamit Kaina pada ketiga temannya.
"Eh, mau kemana?" cegah Keyla.
"Ada urusan sama temen aku anak HI."
Keyla membeo. "Jangan sampe telat matkul nya Pak Jo."
Kaina hanya mengacungkan jempol sebagai jawaban, lalu pergi meninggalkan kelas. Ia berbohong perihal ada urusan dengan temannya. Karena sebetulnya ia ingin pergi makan siang bersama Jonathan.
Belakangan ini Kaina merasa sedikit jauh dari pria itu. Mereka jarang bertemu karena sibuk dengan urusan masing-masing. Kaina menyiapkan cafe baru sedangkan Jonathan selalu ikut rapat kesana-kemari.
Mereka hanya bertukar kabar sebentar, itupun karena Kaina menanyakan pendapat Jonathan terkait desain interior cafe dan selebihnya tak ada percakapan lagi.
Kaina kini berdiri di balkon lantai 2 kemudian mengetikkan pesan pada Jonathan.
Mas Jo
Mas
Makan siang bareng yuk
Ke bebek bakar waktu ituKamu makan sendiri aja
Saya lagi rapat
Jangan ganggu duluKaina mendengus dengan balasan Jonathan. Sepenting itukah rapatnya?
Lantas ia menengok ke bawah, dimana tepat dengan area kantin. Ia mengamati satu-persatu stand penjual makanan. Bingung juga mau makan apa kalau tidak ada teman.
Mie ayam? Tidak kenyang.
Soto? Terlalu bersantan.
Gado-gado? Kaina menajamkan pengelihatan ke stand penjual gado-gado. Bukankah itu Jonathan dan Nina? Oh, jadi ini yang dibilang rapat.
Kaina kembali membuka room chat dengan Jonathan dan memotret keduanya.
Mas Jo
send a photo
Rapatnya di kantin ternyata
Berduaan lagiKamu dimana?
Saya bisa jelasinGak perlu
you blocked this contact
***
Meskipun kesal dengan Jonathan, Kaina tetap masuk ke mata kuliah Ilmu Hukum yang diampu oleh pria itu. Beberapa kali ia mencoba fokus meskipun berakhir sia-sia. Mana mungkin materi akan masuk kalau tidak berminat dengan yang menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR LECTURER - Mr.Jo
Hayran KurguBermula dari pertemuan tidak sengaja hingga membuat mereka terjebak dalam rumitnya hubungan beda usia. Siapa sangka, seorang pria yang Kaina temui di bar adalah dosennya. Sebab pertemuan yang intens, membuat mereka saling terbiasa satu sama lain. H...