"Daddy! Aunty!"
Panggilan Harsa memutus kontak mata Jonathan dan Kaina. Jonathan juga melepas tangan Kaina setelah tau bocah itu berlari kearahnya.
"Kenapa, honey?" Ketahuilah, dibalik kelembutan Jonathan ada rasa ingin menjitak kepala bocah ini.
"Haus, Dad."
Jonathan mengedarkan pandangan ke sekeliling mencari minuman yang bisa dibeli. "Es kelapa mau?"
"Mau! Sama jajan juga Dad."
"Oke. Tunggu disini dulu ya sama aunty, biar daddy beliin."
Harsa mengangguki, kemudian menggantikan posisi Jonathan disamping Kaina. Bocah itu masih saja mencetak pasir dengan ember mainan dan ditumpuk-tumpuk seperti istana.
"Kamu happy main disini, Sa?" tanya Kaina.
"Happy dong aunty! Aku bisa bikin istana."
Kaina tersenyum gemas dan mencium puncak kepala Harsa. Meskipun tidak suka membayangkan Jonathan berhubungan dengan wanita lain, tapi Kaina tidak pernah membenci Harsa. Harsa hanyalah bocah kecil yang tidak tau apa-apa mengenai urusan orang tuanya.
Tak lama setelah itu, Jonathan datang membawa tiga es kelapa muda. Bedanya kali ini pria itu bertelanjang dada sehingga menunjukkan perut kotak-kotaknya.
"Kok gak pake baju?!" marah Kaina.
"Baju saya pasir semua. Sungkan kalo ke warung orang bawa pasir, jadi saya lepas."
Kaina berdecih. Terdengar masuk akal, tapi pasti itu hanya akal-akalan Jonathan saja. Pria itu kan pintar mencari kesempatan dalam kesempitan. Akhirnya Kaina memilih bodoamat dengan Jonathan. Yang penting tidak melepas celana saja.
Ketiganya menikmati es kelapa muda langsung dari batoknya, sehingga memberi suasana pantai yang kental. Sesekali Jonathan dan Kaina menanyai Harsa perihal sekolahnya, meskipun jawaban yang didapat seadanya.
Hingga tak terasa matahari sudah semakin terik. Jonathan mengajak untuk cabut saja dari pantai dan pergi ke tempat makan seafood terdekat. Perutnya sudah keroncongan, lagi pula matahari di siang hari juga tidak bagus untuk tubuh.
Sebelum pergi, mereka membilas diri dan berganti baju dulu di kamar mandi yang tersedia. Setelahnya mereka kembali ke mobil dan bersiap untuk pergi, namun Harsa yang berada dipangkuan Kaina terlihat lesu. Sepertinya bocah itu lelah.
"Kamu laper?" tanya Kaina.
Harsa menggeleng lemah. "Ngantuk, aunty."
"Tidur di belakang ya? Kasian aunty kalo kamu minta pangku, kamu berat." tawar Jonathan dengan lembut.
Tapi Harsa tetap menggeleng. "Gak mau, Harsa mau disini aja."
"Yaudah, yaudah, disini aja." Kaina menarik kepala Harsa agar bersandar di dadanya. Posisi Harsa duduk menghadap Kaina, jadi Kaina bisa memeluknya dengan leluasa.
Jonathan pun melengos melihat tingkah anaknya. "Ck! Tau aja mana yang enak." gumam Jonathan sambil menjalankan mobilnya meninggalkan area pantai.
✨
Masih dalam euforia berlibur, Jonathan meminta Kaina untuk ikut ke appartemen nya dan baru boleh pulang besok. Kaina sih menurut saja, lagian dia sudah tidak ada tugas kuliah. Dan untuk masalah laporan cafe bisa difotokan Sekar nanti."Na?" panggil Jonathan dari dalam kamar.
Kaina yang sedang fokus menonton drama korea di televisi pun menoleh. "Iya, Mas? Aku di depan."
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR LECTURER - Mr.Jo
FanficBermula dari pertemuan tidak sengaja hingga membuat mereka terjebak dalam rumitnya hubungan beda usia. Siapa sangka, seorang pria yang Kaina temui di bar adalah dosennya. Sebab pertemuan yang intens, membuat mereka saling terbiasa satu sama lain. H...