Setelah mengerahkan berbagai cara untuk membujuk Harsa, akhirnya bocah itu mau juga ikut dengan Jonathan dan Olive. Untuk beberapa hari mungkin tidak masalah, namun untuk hari-hari selanjutnya Jonathan dan Olive harus putar otak lagi mencari alasan.
Saat ini ketiganya berada dalam perjalanan menuju appartemen Olive. Selama masa peralihan ini Olive yang akan membawa Harsa, karena tentu saja Jonathan tidak seluwes perempuan dalam hal mengurus anak.
Tiba di basemen appartemen, Jonathan turun lebih dulu dan mengitari mobil untuk mengambil Harsa. Bocah itu kelelahan menangis hingga tertidur di pelukan Olive saat perjalanan.
"Kasian banget anak daddy." gumam Jonathan sembari mengusap kepala Harsa yang berada di pundaknya. Posisi nya Jonathan menggendong Harsa seperti anak koala.
Selama ini Harsa mendapat kasih sayang seorang ibu dari Lyra. Lyra merawat dan mengurusnya sepenuh hati, bahkan terkadang Jonathan merasa bukan siapa-siapa di hidup Harsa kalau berhadapan dengan Lyra.
Jonathan meletakkan tubuh Harsa di ranjang besar Olive. Memandang tubuh sang putra, tangan Jonathan jadi terulur untuk mengelus kepalanya. Harsa adalah anak kuat.
Olive yang melihat itu dari ambang pintu, sontak menghembuskan napas berat. Keadaan ini juga sulit untuknya. "Kita perlu bicara, Jo."
"Hm." Jonathan mengangguk samar, lantas mengikuti langkah Olive keluar dari kamar.
Keduanya duduk bersebelahan di ruang tamu. Memandang televisi yang hanya menampilkan layar hitam.
"Aku mau bawa Harsa ke luar negeri."
Jonathan langsung menatap Olive sepenuhnya. "Jangan, Liv. Harsa biar disini sama aku. Kamu boleh temuin dia, tapi jangan bawa dia pergi."
"Please, Jo. Saat ini aku cuma punya Harsa dihidup aku."
"Tapi aku juga gak bisa lagi jauh sama Harsa. Kamu punya cowo kan disana? Katanya kamu mau nikah. Kamu punya dia, Liv."
Olive menggeleng lemah sembari tersenyum kecut. "Pernikahan itu gak akan terjadi. Aku putus sama dia."
"Kenapa?"
"Aku udah gak bisa punya anak, Jo." Olive menyentuh perutnya dengan mata berair. "Aku gak punya rahim sekarang." jelasnya dengan suara bergetar.
"Aku di diagnosis plasenta akreta saat melahirkan Harsa. Ari-ari Harsa nempel jauh ke dalem sampe otot rahim aku. Semua upaya udah dilakuin, tapi gak berhasil. Dan opsi terakhir adalah pengangkatan rahim."
Darah Jonathan berdesir hebat mendengarnya. Beribu-ribu rasa bersalah seketika menyerangnya, saat tau ternyata tidak semudah itu dalam melahirkan Harsa. "Kenapa kamu gak cerita, Liv?"
"Pada awalnya aku gak pengen bikin kamu semakin merasa bersalah. Tapi karena keadaannya gini, aku harus cerita biar kamu paham posisi aku. Aku cuma punya Harsa, Jo. Satu-satunya harta aku sebagai seorang perempuan ya cuma Harsa."
Isak tangis Olive perlahan turun. Sangat sakit rasanya ketika seorang perempuan tidak bisa mengandung anaknya sendiri.
Jonathan lantas menarik Olive kedalam pelukannya. Ini semua salahnya. Dia menghancurkan masa depan Olive. Dia yang menghamili dan dengan semua keegoisannya, memaksa Olive untuk mempertahankan Harsa pada saat itu.
"Maaf, Liv. Maafin aku. Ini semua salah aku."
Saat ini hanya itu kata-kata terbaik yang bisa diberikan Jonathan. Namun selanjutnya, dia dihadapkan dua pilihan sulit.
Bertahan dengan Kaina yang dicintainya dan merelakan Harsa atau hidup dengan Harsa beserta Olive nya.
✨
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR LECTURER - Mr.Jo
FanficBermula dari pertemuan tidak sengaja hingga membuat mereka terjebak dalam rumitnya hubungan beda usia. Siapa sangka, seorang pria yang Kaina temui di bar adalah dosennya. Sebab pertemuan yang intens, membuat mereka saling terbiasa satu sama lain. H...