Jonathan reflek menegakkan badan melihat sosok Kaina keluar dari bar. Sesuai ucapannya, ia menjemput Kaina setelah pulang dari tempat Lyra.
"Mas Jo!" seru Kaina kemudian berlari menghambur kedalam pelukan Jonathan. "Mas lama banget sih, aku kangen tau!" ujarnya dengan nada imut.
Jonathan balas memeluk Kaina sambil menahan gemas melihat tingkah lucu bocah itu. "Baru gak ketemu saya beberapa jam udah kangen aja."
Kaina mendongak, menatap Jonathan tak terima dengan mata yang sedikit sayu, membuat Jonathan sadar kalau ada yang tidak beres. "Kamu mabuk, Na?" tanya nya.
"Nggak!" Kaina menggeleng sambil mempoutkan bibirnya. "Aku cuma seneng, tadi dikasih minuman rasa anggur sama Oca."
Dengan dahi berkerut samar, Jonathan mendekat ke wajah Kaina. Ia mencium bau nafas perempuan itu dan seketika tau yang dimaksud minuman anggur adalah wine. Sebagai bandar miras di appartemennya, jelas ia tak kesulitan untuk mengidentifikasi.
"Mas deket-deket mau cium aku ya!" tebak Kaina kemudian terkikik.
"Iya, kamu mau saya cium?" balas Jonathan genit. Menanggapi Kaina yang sedang gila ia rasa seru juga.
"Mau-mau! Mas jago ciumannya, aku suka." antusias Kaina.
Sontak Jonathan bersemu malu mendengarnya. Untung saja Kaina sedang mabuk, jadi tak melihat bagaimana dia salah tingkah. Rupanya selama ini perempuan itu menyukai cumbuannya. "Mau dicium dimana?"
"Disini!" tunjuk Kaina pada bagian lehernya yang mendekati pundak. "Biar jadi merah kaya di film-film."
"Hmm!" Jonathan berdehem lalu memalingkan muka kearah lain. Kaina dalam keadaan mabuk sungguh menguji keimanannya. Padahal maksudnya dimana adalah mengenai tempat mereka berada.
"Ayo kita pulang." ajak Jonathan pada akhirnya.
Pria itu meraih tangan Kaina namun ditahan oleh pemilik. "Aku ada sesuatu buat Mas."
"Apa?"
Kaina merogoh tas, mencari-cari sesuatu kemudian mengeluarkan finger heart sembari tertawa. "Buat Mas."
Jonathan reflek ikut tertawa melihat tingkah konyol Kaina. Coba saja sedang dalam keadaan sadar, pasti tidak mungkin ia melakukan hal semacam itu.
"Makasih, saya terima." ujarnya kemudian menggandeng tangan Kaina menuju mobil.
Baru beberapa langkah kaki mereka, Kaina mengisyaratkan untuk berhenti. "Aku pengen muntah!"
"Hah?!" seru Jonathan lantas mensejajarkan diri dengan Kaina yang tengah membungkuk. Pria itu hendak memijat tengkuk Kaina namun hal diluar dugaan malah didapatkannya.
Cup!
"Astaga, Na!" Jonathan memegangi pipinya yang dicium Kaina dengan menahan senyuman. "Kamu bikin saya salah tingkah terus!"
Kaina tak menjawab, melainkan hanya meringis sembari menyambar tangan Jonathan. Ia memeluk lengan besar itu sambil berceloteh ria tentang bagaimana sayangnya pada si pemilik.
***
Kaina mengerjap merasakan sinar matahari menusuk indera nya. Entah ini jam berapa yang jelas sudah sangat terik. Ia bangun dan mengedarkan pandangan ke sekeliling, rupanya di appartemen. Perlahan tubuhnya menyandar pada kepala ranjang. Rasa pengar masih mendominasi dirinya akibat mabuk semalam."Mas?" panggil Kaina karena tak mendapati Jonathan di dalam kamar.
Tak kunjung ada sahutan membuat Kaina mendadak cemas dan tak nyaman. Ia pernah merasakan hal semacam ini beberapa tahun lalu, ketika bangun tidur dan tak mendapati keberadaan papa nya lagi. Ia takut hal itu terulang kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR LECTURER - Mr.Jo
FanfictionBermula dari pertemuan tidak sengaja hingga membuat mereka terjebak dalam rumitnya hubungan beda usia. Siapa sangka, seorang pria yang Kaina temui di bar adalah dosennya. Sebab pertemuan yang intens, membuat mereka saling terbiasa satu sama lain. H...