Tok tok tok!
Tok tok tok!
Tok tok tok!
Ketuk Jonathan dengan brutal pada pintu didepannya. Karena panik, ia tak peduli jika nanti aksinya itu mendapat protes dari kamar sebelah ataupun seisi kosan.
Cklek!
Pintu terbuka, menampakkan Kaina yang terlihat tak berdaya menggunakan sweater tebal ditengah siang bolong begini.
"Astaga, Na! Pucet banget. Kamu kenapa?"
Kaina tak menjawab dan malah kembali masuk kedalam kamar. Ia duduk di pinggiran tempat tidur sambil beberapa kali memejamkan mata menahan pening.
"Tadi pagi pas bangun tidur rasanya udah gak enak. Badan pegel semua, mau geserin kaki aja susah." jelasnya.
"Kalo gitu ayo ke dokter!" ajak Jonathan tanpa pikir panjang. "Kemasi barang-barang kamu sekalian. Nanti pulangnya ke appart aja."
"Gak usah, tadi aku udah minum obat kok. Pengen tiduran aja disini, pusing."
"Saya gak ada nyuruh kamu ngapa-ngapain juga di appart."
"Tapi butuh effort kan buat kesana."
"Kalo disini, saya gak bisa ngerawat kamu. Bisa-bisa ditangkep warga kalo saya seharian disini."
Kaina mempertimbangkan ucapan Jonathan yang ada benarnya juga. Daripada jadi masalah baru, lebih baik ikut saja.
"Kalo gitu Mas tunggu bentar. Aku siap-siap dulu."
***
Kaina tertipu dengan Jonathan yang mengiyakan ketika dirinya menolak ajakan ke dokter. Kenyataannya, pria itu langsung berbelok ke tempat praktek seorang dokter yang dekat dengan appartemen.Setelah menjalani beberapa pemeriksaan ringan, akhirnya Kaina diperbolehkan pulang dengan obat yang diresepkan. Kini perempuan itu sedang duduk dengan bersandar pada kepala ranjang.
"Udah diminum obatnya?" tanya Jonathan begitu muncul dari balik pintu.
Kaina menggeleng pelan. "Boleh tolong ambilin sendok dua, Mas?"
"Buat apa?" gelagat kebingungan ditunjukkan Jonathan atas permintaan nyeleneh itu. Perasaan tadi sudah makan, kenapa meminta sendok sekarang?
"Buat ngehancurin obatnya. Aku gak bisa kalo langsung diminum gitu."
"Sebentar saya ambilkan."
Jonathan kembali meninggalkan kamar, dan tak lama kemudian ia kembali membawa dua sendok sesuai permintaan. "Biar saya buatin. Gimana caranya?"
"Obatnya ditaroh sendok semua, terus dihancurin pake sendok yang satunya. Kalo udah, dikasih air dikit aja biar larut." jelas Kaina dengan suara parau.
"Emang gak masalah kalo dicampur jadi satu?"
"Gakpapa, kan didalem perut nyampur juga nantinya."
Jonathan hanya mengangguki ucapan Kaina. Meskipun menurutnya sangat aneh tapi tetap ia lakukan juga, asal perempuan itu mau minum obat.
"Buka mulutnya!" titah Jonathan sembari menyodorkan sendok secara hati-hati. Kaina menerima suapan itu kemudian meminum segelas air putih untuk menghilangkan pahitnya.
"Dugaan saya sinkron kan sama diagnosa dokter? Kamu itu kecapekan, ditambah lagi telat makan. Dari awal kan udah saya bilang, sesibuk apapun jangan sampe telat makan. Kalo telat makan, daya tahan tubuh kamu turun. Alhasil capek dikit pasti sakit." omel Jonathan sembari membereskan bekas minum Kaina.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR LECTURER - Mr.Jo
FanfictionBermula dari pertemuan tidak sengaja hingga membuat mereka terjebak dalam rumitnya hubungan beda usia. Siapa sangka, seorang pria yang Kaina temui di bar adalah dosennya. Sebab pertemuan yang intens, membuat mereka saling terbiasa satu sama lain. H...