Kaina keluar begitu mendapat instruksi dari Sekar, namun ia bingung dimana bocah itu. Padahal bilangnya sudah didepan kos.
"Heh, Kaina!"
Niat Kaina untuk mengirim pesan pada Sekar batal ketika mendengar suara teriakan. Ternyata bocah itu berada didalam sebuah mobil putih yang terparkir tak jauh dari tempatnya berdiri.
Tanpa berpikir lebih lanjut, Kaina segera masuk kedalam mobil tersebut. "Aku cari-cari ternyata kamu disini. Ini mobil siapa?" kepo Kaina.
"Punya e Melv, sengaja aku pinjem. Masa kita mau ngintai orang pake motor? Kan ndak lucu kalo ketauan."
Raut wajah Kaina langsung berubah. "Kamu cerita ke dia?"
"Ck! Ndak lah!" decak Sekar. Dikira dia bocah apa, yang tidak tau mana rahasia mana bukan. "Aku alesan buat ngusung barang-barang cafe."
"Oke deh, bagus."
"Sekarang kita harus kemana?"
"Langsung ke TK aja. Kita nunggu disana."
Sekar mengangguk setuju dan mulai menginjak gas menuju TK Mentari yang tak terlalu jauh dari kos nya, hanya sekitar tiga kilometer. Bahkan tak sampai lima belas menit mereka sudah berada tak jauh dari pintu masuk TK.
"Kamu masih pucet gitu. Harus e kalo masih sakit, ndak usah sekarang yo gakpapa." ujar Sekar sembari mencari tempat parkir yang pas. Sebisa mungkin mobilnya jangan sampai terlihat oleh Jonathan nanti.
"Kalo gak sekarang terus kapan lagi? Kesempatan aku buat buka hape nya gak dateng dua kali." Kaina menyandar pada kaca jendela samping, karena tak bisa dipungkiri kepalanya masih sedikit pusing.
"Percaya aja sama takdir. Pasti bakal ada kesempatan lagi lain kali. Ndak semua hal harus terjadi sekarang kan."
"Tunggu-tunggu!" Kaina menginterupsi dengan tangan agar Sekar menutup mulut. Ia menegakkan badan dan melupakan sakit kepalanya untuk mempertajam penglihatan pada sebuah mobil hitam yang memasang lampu sein ke kanan. "Itu mobilnya!"
Sekar mengikuti arah pandangan Kaina dan benar saja, mobil tersebut masuk kedalam area TK. "Ah, dari sini ndak keliatan aktivitas nya! Apa perlu kita agak maju aja?"
"Jangan! Nanti pas mobilnya keluar, dia bisa liat kita." larang Kaina.
"Yawes, kita tunggu disini aja. Kalo cuma jemput harusnya ndak lama."
Dugaan mereka lagi-lagi benar. Dua menit kemudian mobil Jonathan keluar dari area TK dan berjalan melewati mobil mereka.
"Ayo kita ikutin!" seru Kaina heboh dengan gelagat menyuruh Sekar memutar balik mobilnya, namun Sekar justru menolak.
"Ndak usah! Abis ini kemungkinan mereka pulang kalo ndak mampir kemana dulu. Percuma kan karna kita ndak bisa ngintai dari deket juga. Jadi mending kamu masuk ke dalem buat cari informasi apa hubungan Pak Jo sama Harsa."
Kaina menatap Sekar tak percaya. Ia tidak yakin bisa melakukan itu.
"Kamu pasti bisa. Buruan sana!"
Akhirnya, mau tak mau Kaina turun dari mobil dan mengikuti perintah Sekar. Sebisa mungkin ia bersikap natural saat menghampiri seorang guru yang masih berada didepan kelas dengan beberapa anak yang menunggu jemputan juga.
"Permisi, Bu. Harsa nya sudah pulang?" tanya Kaina tanpa basa-basi.
Guru berperawakan sedang itu terlihat kebingungan. "Sudah, Mbak. Barusan di jemput daddy nya."
Deg!
Sejenak Kaina membeku. Otaknya berkecamuk tak karuan mendengar keterangan tersebut.
"Hmm.. mohon maaf, tapi Mbak ini siapa ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR LECTURER - Mr.Jo
Fiksi PenggemarBermula dari pertemuan tidak sengaja hingga membuat mereka terjebak dalam rumitnya hubungan beda usia. Siapa sangka, seorang pria yang Kaina temui di bar adalah dosennya. Sebab pertemuan yang intens, membuat mereka saling terbiasa satu sama lain. H...