Bab 27 - A day with Harsa

1.1K 127 0
                                    

Kaina menarik napas untuk yang kesekian kali guna menetralisir rasa deg-degan nya. Sejak tadi ia merasa tidak yakin ketika akan mengetikkan pin pada smartlock dihadapannya. Ia takut kalau kedatangannya tidak diterima dengan baik oleh orang didalam.

Tapi logika Kaina berpikir lain. Memang mau sampai kapan berdiri disini seperti orang linglung? Akhirnya, dengan tekad kuat Kaina mengetikkan enam digit pin itu.

Hal pertama yang dilihatnya ketika pintu terbuka adalah keberadaan Jonathan di meja pantry dengan secangkir kopi ditangan. Pria itu berbinar, seakan sudah menanti kedatangannya.

"Lama banget!" protes Jonathan. Ternyata benar kalau pria itu sudah menanti.

Kaina mengangkat kresek putih berisi snack dan es krim ditangannya. "Tadi mampir dulu beli ini."

"Harusnya gak usah. Kenapa repot-repot?"

"Biar dia seneng." Pandangan Kaina lantas mengedar ke tiap penjuru ruangan, mencari keberadaan seseorang. "Dia dimana?"

"Di kamar, lagi nonton kartun tadi. Biar saya panggilin."

Jonathan hendak pergi namun lengannya ditahan Kaina. "Aku takut. Gimana kalo dia marah liat aku disini?"

Pertanyaan Kaina membuat Jonathan terkekeh dan menangkup pipinya karena gemas. "Gak akan, Na. Dia tipe bocah friendly. Percaya deh sama saya."

Jonathan mengecup bibir Kaina sekilas kemudian berlalu begitu saja, sehingga membuat Kaina mendengus kesal ketika melihat pria itu masuk kedalam kamar. Sempat-sempatnya mengambil keuntungan disaat badannya sudah panas dingin tak karuan.

Semenit kemudian Jonathan keluar dari kamar diikuti bocah lima tahun yang terlihat sama dengannya. Mulai dari mata, hidung, bibir, rambut, bentuk wajah, bahkan semuanya terlihat sama. Harsa benar-benar Jonathan versi share in jar karena saking miripnya.

"Hai!" sapa Kaina sembari melambaikan tangan dengan ragu-ragu.

Harsa yang awalnya hanya bengong menatap Kaina, jadi tersenyum malu-malu. Bocah itu menarik tangan Jonathan kemudian membisikkan sesuatu sambil melirik kearah Kaina.

Jonathan tersenyum karena bisikan Harsa, lantas menatap Kaina yang terlihat penasaran. "Dia bilang, omongan saya bener. Kamu cantik."

Sontak senyuman Kaina terbit tanpa bisa dicegah. Bolehkah salto sekarang? Rasanya lebih menyenangkan dipuji seorang bocah daripada orang dewasa.

"Sana salim!" bisik Jonathan sambil sedikit mendorong tubuh Harsa maju.

Tapi yang namanya fotocopyan Jonathan, ya mana punya malu. Dengan percaya diri Harsa mencium punggung tangan Kaina. "Nama aku Harsa, aunty. Nama aunty siapa?"

"Aunty Kaina." jawab Kaina disertai elusan pada surai hitam Harsa.

Harsa membeo sejenak. "Oh.. Aunty kuliah sama daddy, ya?"

"Iya, tapi daddy kamu itu gurunya aunty."

"Makanya daddy sibuk kuliah terus, ternyata punya murid cantik." celetuk Harsa enteng, tanpa tau kalau ucapannya menyinggung Jonathan dan membuat Kaina menahan tawa.

Jonathan mendengus sebal. "Kan murid daddy banyak, tiap hari bukan Aunty Kaina aja yang diajar!"

"Oh iya, aunty bawain kamu es krim." ujar Kaina kemudian mengeluarkan es krim cup dari kresek yang dibawa tadi. "Mau rasa coklat apa strawberry?"

"Coklat, aunty."

"Nih." Kaina menyerahkan apa yang diminta bocah itu.

Harsa tersenyum senang kemudian hendak pergi begitu saja namun dihentikan Jonathan. "Bilang apa ke aunty?" tegurnya.

OUR LECTURER - Mr.JoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang