Tiga tahun, bukan waktu yang sebentar tentunya. Selama tiga tahun ini banyak sekali yang berubah, sifat Winter menjadi salah satunya. Gadis itu menjadi anak yang baik, mematuhi aturan sekolah dan berada di pergaulan yang sehat.
Hari ini, adalah hari Minggu. Seharusnya Winter sedang berbaring di atas tempat tidur dengan selimut hangat dan beberapa cemilan, sibuk menonton film. Namun tidak, ia harus pergi keluar rumah untuk menyelesaikan skripsi nya yang belum juga selesai.
Setiap hari pasti ada aja keluhan yang keluar dari mulutnya, seperti sekarang. Otaknya buntu memikirkan apa lagi yang harus ia tuliskan di skripsinya tersebut.
Winter memutuskan untuk istirahat sebentar, ia meminum kopi panasnya. Dan beberapa menit kemudian, seorang anak kecil menghampirinya dengan malu-malu.
"Halo, kakak cantik."
Winter tersenyum, "halo juga, kenapa?"
"Boleh kenalan?"
Winter terkekeh, "boleh, kenalin aku Winter."
Anak kecil itu tersenyum lebar, "kakak Winter!" Ucapnya sedikit berteriak, lalu pergi meninggalkan Winter.
"Lah? Katanya mau kenalan." Winter bingung sendiri karena anak kecil itu langsung pergi, dia pun kembali memfokuskan diri pada laptopnya.
"Kak Winter!"
Anak kecil itu lagi, bedanya dia membawa satu kertas dan diberikan kertas itu pada Winter.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Winter tertawa, ia menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah anak kecil itu. Ia pun mencentang kotak yes.
Anak kecil itu sangat senang lalu pergi lagi.
.
.
.
Tidak disangka, beberapa saat kemudian, anak kecil itu kembali lagi dengan satu kertas di tangannya, wajahnya yang berseri-seri membuat Winter ikutan tersenyum.
Winter menerima dan membaca tulisan di kertas itu, tawanya kembali terdengar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.