Karina turun dari sepeda motornya, melepas helm dan jaket kulit hitam punyanya, lalu berjalan masuk ke gerbang sambil menggantungkan tas ransel bertumpu di bahu kanannya.
Pandangan Karina tertuju pada kelas 10-2, disana ada Winter dan kedua sahabatnya sedang mengobrol sambil tertawa. Akhirnya tawa itu Karina lihat lagi, sudah terhitung satu Minggu dan akhirnya Karina bisa melihat wajah Winter kembali.
Karina melanjutkan langkahnya menuju ke kelasnya hanya untuk sekedar menyimpan tas lalu pergi lagi berkumpul di lapangan. Harusnya beberapa langkah saja Karina sudah sampai di lapang, namun ia sengaja memutar lewat kelas 10-2 agar bisa bertemu dan menyapa Winter.
"Lo lama banget sakitnya, simulasi mati kah?" Tanya Karina dan Winter langsung memberikan cubitan keras di perutnya.
"Ngeselin, gue beneran sakit." Jawab Winter memutar bola matanya malas.
"Sebenernya dia udah sembuh kak waktu hari Kamis tuh, cuma kata ini anak 'males banget gue kalau sekolah cuma satu hari doang, bilang ke sekertaris gue masih sakit ya.' gitu katanya." Joyul memberitahu Karina apa yang tadi dikatakan Winter kepada Ningning dan dirinya.
Karina tertawa lalu mengacak rambut Winter sampai rambut panjang blonde itu berantakan, ya Winter langsung ngamuk dong. Mau mukul Karina tapi kakak kelasnya itu sudah kabur duluan, pergi ke lapang.
Kring!!!!!!!!
(Bel masuk sekolah)Suara teriakan anak cowok mendominasi lapangan SMA Smansa, beberapa orang terlihat sibuk bermain basket, ada yang pemanasan dan para cewek-cewek sedang duduk di bawah pohon untuk melindungi diri dari panasnya sinar matahari, ada juga cewek-cewek yang mencari perhatian karena banyak anak cowok yang lihatin mereka. Kelas 11-5 sedang menunggu Pak Alfi; guru olahraga mereka.
Hari ini jadwalnya kelas 11-5 yang berolahraga, Karina terlihat sedang berkumpul bersama dengan teman cowok sekelasnya, mereka sedang memperhatikan para cewek-cewek caper.
Biasalah, mata para cowok-cowok sering sekali berkeliaran kemana-mana saat melihat cewek-cewek cantik apalagi seksi. Seperti sekarang, salah satu teman cowoknya bersiul saat melihat tubuh Caca yang seksi, sekertaris kelasnya itu memang mempunyai tubuh yang bagus.
Karina awalnya biasa saja, namun saat ia mendengar ucapan-ucapan sampah lainnya itu membuatnya emosi.
"Caca tuh mirip salah satu cewek yang di Twitter bukan sih? Yang ada di hastag cewek sange itu lho."
"Iya juga, apa jangan-jangan itu beneran si Caca? Tapi fotonya burem euy, kecewa gue engga bisa lihat full tu-"
Ucapan itu diputus oleh tamparan Karina yang mendarat sempurna di pipi kanan teman cowoknya itu.
"Jaga mulut lo." Tatapan Karina menajam, dan orang yang ditamparnya itu merasa tidak terima.
"Kunaon ai sia goblok!" Cowok itu mendorong tubuh Karina sampai dia terhuyung ke belakang.
"Gue sama Rival ngomongin fakta, Rin. Lo engga usah ngamuk kayak gitu."
Wajah Karina memerah, dia mendekat dan menarik paksa kerah seragam Rival. Matanya masih menatap tajam, "fakta apanya, bangsat? Foto di Twitter itu bukan Caca!"
Lapangan menjadi ramai, banyak yang mengabadikan momen dengan mengambil foto atau video dan dijadikan status di sosial media mereka, base sekolahnya pasti sudah ramai.
Kelas 10-2 yang kelasnya berada di dekat lapang pada mengintip lewat jendela, ada juga murid-murid yang keluar kelas supaya bisa melihat lebih jelas dua orang berkelahi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Only About US
Romance→_→ when K fell first but W fell harder. Grey, 2022