Hukuman

2.2K 221 22
                                    





Hampir beberapa jam mereka ditahan di ruang BK, karena harus menunggu sampai Veno sadar dan Winter tenang. Pihak sekolah juga sudah mengecek cctv di gudang belakang, dan memanggil orang tua murid yang bermasalah. 

Papa Veno datang bersama sang istri, sedangkan Mama Winter bersama Umji, dan para anak-anaknya sedang di UKS. Termasuk Joyul juga, cewek itu dari tadi engga bisa kemana-mana karena Winter memeluknya erat.

Jika ditanya bagaimana perasaan Joyul sekarang, rasanya sangat marah namun dia tahan. Menghajar Veno sudah dilakukan oleh Karina dan pacarnya juga Gisel, tugas dia sekarang adalah menemani Winter dan menunggu keputusan dari sekolah.

Di ruang kepala sekolah, orang tua Veno dan mama Winter saling bersalaman. Wajah mereka pucat, apalagi mama Winter terlihat begitu gelisah.

"Seperti yang sudah saya bicarakan tadi di telpon, anak bapak; Veno, melakukan hal yang tidak pantas di sekolah." Ucap Kepala Sekolah, memulai pembicaraan.

"Boleh saya lihat buktinya, Pak?" Tanya Mama Veno.

"Boleh, rekaman cctv adalah buktinya, jika anda ingin mengetahui bagaimana awal ceritanya, kami bisa memanggil saksi." Kepala Sekolah menyuruh Pak Alfi untuk memanggilkan salah satu saksi.

Para orang tua itu pun menonton rekaman cctv, untung saja cctv di gedung belakang masih menyala, jika tidak mungkin Winter juga akan ikut disalahkan.

Wajah mama Winter memerah, pundaknya naik turun menahan emosi. Lalu memandang tajam kedua orang tua mantan pacar anaknya itu. Umji pun berusaha untuk menenangkan sang mama.

"Apakah anak kalian tidak diajarkan sopan santun?! Tidak diajarkan mana yang benar dan mana yang salah?!" Tanya Mama Winter dengan suara keras, bahkan para murid-murid yang lewat di depan ruang Kepala Sekolah pun mendengar.

"Saya selalu mengajarkan anak saya sopan santun, sedari kecil." Jawab Papa Veno.

"Ohh, berarti emang anak om aja yang gila." Umji membalas, ia tidak bisa hanya diam saja ketika sang adik diperlukan seperti sekarang ini.

"Maaf pak-bu, ini Karina." Pak Alfi membawa Karina masuk ke dalam ruangan.








































































Suara ketukan pintu terdengar sangat keras, mengejutkan orang-orang yang berada di dalam UKS.

TOK! TOK! TOK!

TOK! TOK! TOK!

Suster langsung membukakan pintu UKS dan membiarkan orang yang mengetuk pintu itu masuk ke dalam.

Mama Winter masuk dengan Umji di belakangnya, beliau langsung mendekati anak bungsunya. "Winter, kita pulang sekarang."

Winter mengangguk pelan, dirinya bangun dan turun dari ranjang UKS, "Joyul, makasih ya." Ucap mana Winter.

Veno sulit menelan ludahnya sendiri, dirinya perlahan turun juga dari ranjang, dan berniat ingin kabur. Namun Karina melihatnya dan langsung menarik kerah kemeja seragam Veno dan menubrukan tubuh cowok itu ke tembok.

"Mau kabur hah? Udah engga punya otak Lo?" Suara Karina begitu tenang, tanpa emosi.

Mama Winter mendekat ke arah Veno, dan suara tamparan terdengar sangat jelas. "Sekali lagi saya peringatkan, jangan pernah kamu berani sentuh anak saya.

It's Only About US Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang