Bingung

2K 243 15
                                        


Orang tua Veno dan Karina dipanggil untuk menghadap Kepala Sekolah, Veno masih kekeuh kalau bukan dialah yang menyebarkan foto Caca ke Twitter, dan Karina yang hanya diam saja tidak memberikan pembelaan kalau dirinya tidak bersalah.

Veno tersenyum kearah Karina, "Lo engga akan bisa, Rin. Lo engga akan menang lawan gue." Kata Veno berbisik.

"Diem Lo, anjing!" Karina kembali marah, meninju kembali wajah Veno. Tubuhnya langsung mundur karena Pak Alfi menahan pundaknya.


Tadinya Karina dan Veno sudah berdamai, namun setelah tadi Karina meninju wajah Veno; Kepala Sekolah memutuskan untuk memberikannya hukuman, yaitu mendapatkan surat pelanggaran dan skors selama tiga hari.












Veno kembali lagi ke kantin yang sudah sepi, tersisa Winter dan para pedagang di kantin. Cowok itu duduk di sebelah Winter.

"Muka kamu memar." Winter memegang dagu Veno dan tangannya satu lagi memegang es batu, lalu ia arahkan es batu itu pada memar di wajah Veno.

"Shh, pelan-pelan. Sakit." Veno meringis saat dinginnya es batu merayap ke kulitnya.

"Iya, maaf." Ucap Winter lebih berhati-hati, "jadi, Karina diskors tiga hari ya?" Tanya Winter, dia tadi mendengar dari murid-murid, belum tahu apa berita itu memang benar atau salah.

"Iya, lagian apaan banget sih dia tuh, mau jadi jagoan apa gimana, nuduh-nuduh orang sembarangan." Omel Veno, memejamkan matanya.

Winter hanya diam, dirinya tadi tidak menyangka mengapa dia bisa menampar Karina. Tangan kanannya masih bergetar, rasa bersalah juga menghampiri hatinya.

Setelah mengobati memar di wajah Veno, Winter memutuskan untuk kembali ke kelasnya karena saat ini sedang jam pelajaran.

Kelasnya yang berada di dekat lapangan, dan di seberangnya adalah kelas 11. Winter bisa melihat kelas 11-5 sedang berkumpul, di tengah-tengah kumpulan itu ada Karina dan Gisel juga Yena sedang diobati.

Memar di wajah Karina, ternyata lebih parah dari wajah Veno. Rasa bersalah di hati Winter semakin menjadi. Lalu telinganya mendengar suara langkah kaki berlari, itu Minju. Cewek itu berlari ke kelas 11-5 lalu saat sudah sampai Minju memeluk Karina sambil menangis.

Shit, perasaan aneh apalagi sekarang yang ia rasakan?! Winter mengepalkan tangannya, lalu segera berbalik badan dan masuk ke kelas.



"~"



Satu hal yang patut diberi pujian dari seorang Karina Hermawan, walaupun dia terkenal nakal, suka melanggar aturan sekolah, tetapi dia pintar. Selalu juara kelas sampai para teman sekelasnya mengira Karina curang. Orang yang kerjanya tidur, bolos, masuk terus ruang BK, kok bisa-bisanya juara kelas?

Ini hari ketiganya, dan besok Karina bisa kembali lagi bersekolah. Jadi, Yena dan Gisel mengunjungi rumah Karina, untuk memberitahu tugas dan menemani Karina mengerjakannya.

"Gue punya info baru." Ucap Yena mengganggu Karina yang sedang fokus menyalin tugas.

"Kalau engga penting skip aja, gue lagi fokus, jangan ganggu."

"Bener nih skip aja? Ini tentang Winter lho."

Mendengar nama itu disebut, Karina seketika mendongak, "apa?" Tanyanya fokus.

"Gue dapat kabar dia lagi berantem sama keluarganya. Dia nginep di rumah Joyul dari kemarin."

"Terus?"

"Eitsss, engga gratis, ada bayarannya." Karina mengerti ia langsung merogoh saku celananya dan mengeluarkan uang satu lembar berwarna biru dan memasukannya ke saku seragam Yena.

It's Only About US Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang