Sudah mau ujian akhir semester, beberapa murid sibuk belajar dan ada juga beberapa murid yang bodoamat. Termasuk Winter, biasanya yang dilakukan oleh gadis itu adalah jalan-jalan dan tidak memikirkan ujian, gadis itu hanya pasrah saja lagian ada Joyul yang bertugas sebagai kunci jawabannya.
Namun sekarang berbeda, Winter yang biasanya saat jam istirahat akan pergi ke kantin sekolah, sekarang gadis itu malah pergi ke perpustakaan bersama kedua sahabatnya tentunya.
Winter mengelilingi rak buku dan melihat-lihat sampulnya, gadis itu menemukan satu buku yang sudah lama sepertinya, karena buku itu tersimpan paling pojok dan berdebu, dari sampulnya saja sudah dipastikan orang-orang tidak tertarik untuk membacanya. Namun, Winter penasaran, ia ambil buku itu.
Terdapat 110 halaman, cukup tipis juga bukunya. Winter duduk dan mulai membaca buku itu. Beberapa menit berlalu dan gadis itu masih fokus membaca sampai tamat.
Winter mengerang kesal, ini buku bagus! Isinya juga sangat bagus tapi kenapa orang-orang tidak melihatnya? Jadi banyak debu kan. Dan saat itu juga, Winter menyadari satu hal; jangan melihat buku hanya dari sampulnya saja.
Tapi kenyataannya, sampul buku adalah hal yang paling pertama orang lihat. Jika sampul buku itu menarik; maka besar kemungkinan banyak yang membaca. Sebaliknya jika sampul buku itu tidak menarik; maka orang-orang akan melihatnya saja dan tidak membacanya.
"Aku suka buku ini." Suara tiba-tiba itu mengagetkan Winter, dia menoleh ke samping dan melihat kakak kelasnya; Lia.
Lia, kelas 11-1. Katanya Joyul sih Lia itu adalah gebetan baru Karina, pantas saja jika Karina tertarik pada Lia. Gadis itu walaupun berwajah dingin tapi nyatanya dia sangat ramah, mahir dalam berbahasa Inggris dan juga suaranya sangat merdu. Gadis itu juga dikenal sebagai orang yang pantang menyerah.
Tunggu sebentar, kenapa Winter merasa insecure tiba-tiba sekarang?
"Orang-orang tidak tertarik pada buku itu, karena sudah lama bahkan banyak halaman yang mau sobek." Lia tersenyum kecil pada Winter yang dibalas senyuman canggung dari Winter.
"Kamu Winter Gladis? Kelas 10-2?" Winter mengangguk, tidak heran kenapa Lia bisa mengenalnya karena satu sekolah membicarakannya.
"Aku baru melihatmu di perpustakaan."
"Aku baru tiga kali kesini."
"Hm, sering-sering kesini. Banyak hal yang bisa kamu pelajari, aku pamit ya."
Winter tersenyum ramah pada Lia dan memperhatikan punggung kakak kelasnya itu. Dia menenteng dua buku, satu buku pelajaran dan satu lagi novel. Bertepatan saat Lia keluar; Yena dan Gisel masuk ke dalam perpustakaan. Dan reaksi kedua sahabat Karina itu terlalu berlebihan, mereka menutup mulut seperti tidak percaya jika Winter berada di perpustakaan. Itu reaksi yang berlebihan!
"Ngapain Lo disini?" Tanya Gisel, pertanyaan yang konyol ya Gisel.
"Mau nyari tanaman." Jawab Winter asal, "ya nyari buku lah!" Ia kesal dan memukul lengan Gisel dengan buku yang dipegang nya.
"Ya siapa tahu kan ada alasan lain. Tuh kayak si bebek, dia kesini cuma mau nemenin Joyul belajar." Telunjuknya terarah pada Yena, dia sedang mengangguk-anggukan kepala mendengar penjelasan Joyul soal tugas bahasa Indonesia.
Gisel melihat Winter tertawa pelan, dalam hatinya ia bersyukur karena gadis itu bisa tertawa kembali. Kalau Karina denger kabar ini pasti udah bahagia banget sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Only About US
Roman d'amour→_→ when K fell first but W fell harder. Grey, 2022