"Mau gue anter?"
"Engga usah, gue bisa sendiri. Lo hati-hati pulangnya."
Winter melambaikan tangannya pada Ningning, lalu setelah sahabatnya pergi, ia mulai berjalan di atas trotoar menuju ke toko buku. Jaraknya dekat dari sekolah, jadi Winter jalan kaki.
Saat sudah sampai di toko buku, Winter melihat motor yang terparkir disana. Hm, kendaraan itu tidak asing. Gadis itu pun masuk ke dalam toko buku, ia membalas senyum ramah petugas kasir dan langsung mencari buku.
Winter mendapatkan buku yang ia mau, tapi gadis itu masih belum mau pergi, jadi ia berkeliling mencari buku-buku yang menarik.
Saat mau belok ke kanan, tubuhnya yang mungil menubruk tubuh seseorang yang lebih tinggi darinya. Buku yang ia pegang pun terjatuh.
"Maaf kak, gapapa kan?" Seseorang itu membantu Winter berdiri dan mengambilkan bukunya yang jatuh.
Winter membuka matanya, namun tubuhnya terasa kaku dan matanya sedikit melebar saat melihat seseorang yang ditabraknya itu.
Ya, itu Karina. Seseorang yang sudah membantunya dan sekarang seseorang yang sedang diusahakan untuk Winter genggam.
Karina pun sama terkejutnya, ia tersenyum canggung. "Kamu gapapa kan?" Tanya Karina.
Pertanyaan itu memiliki banyak arti, dan Winter mau menangis saja jika ditanya seperti itu. Jadi ia hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Lagi cari buku buat belajar?" Tanya Karina lagi, ia mencoba untuk memulai percakapan dan menghilangkan rasa canggung diantara mereka.
"Iya, kalau kamu?" Tanya balik Winter, ini terasa canggung dan aneh! Biasanya mereka meledek satu sama lain, tapi sekarang rasanya berbeda.
Karina tersenyum, dalam hatinya ia merasa bahagia karena dapat mendengar suara yang lembut itu lagi. "Nyari buku buat Lia, dia sekarang ulang tahun."
Oh, begitu rupanya.
Suara Karina tidak membentak atau memarahi tapi rasanya menyakitkan bagi Winter untuk mendengar jawaban dari Karina tadi.
"Mau bantu engga? Nyariin kado buat Lia."
Winter mendongakkan kepalanya, menatap mata Karina. Hm, lagi dan lagi perasaan yang asing ini muncul dan Winter belum tahu harus bagaimana. Ia tersenyum kecil lalu mengangguk. "Boleh." Jawabnya.
"Ayo? Sini itu biar aku aja yang bayar." Karina merebut buku yang di pegang Winter, ia langsung menuju kasir.
"Eh? Engga usah." Winter menyusul, tapi ternyata Karina sudah membayar semuanya.
Secara tidak sadar ia memanyunkan bibirnya, dan Karina yang melihat itu tersenyum gemas dengan kedua tangan mencubit pipi gembul milik gadis yang lebih muda. Setelah membayar, Karina membawa Winter menuju ke toko kue.
•~•
Winter memperhatikan kue-kue dengan teliti, ia menggeleng saat merasa tidak cocok dan mengangguk saat sudah menjatuhkan pilihannya pada kue yang bermotif lucu. "ini mbak, ini juga lucu, itu juga lucu, aduh banyak banget yang lucu." Telunjuknya mengarah ke kue-kue yang bermotif lucu, mbak kasir dan Karina tertawa pelan. Namun saat Winter berbalik badan, Karina memberhentikan tawanya. "Gimana dong banyak yang lucu?"
Karina geleng-geleng, "aku beliin buat Lia, bukan buat kamu."
"Iyaaa tahuuu, cuma yang lucu banyak banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Only About US
Romance→_→ when K fell first but W fell harder. Grey, 2022