Can I Be Him?

2.1K 240 4
                                    




Harusnya Karina merasa kesal atau marah karena tingkah Winter yang sangat melunjak sekarang.

Sesudah makan eskrim bersama cemilan dan air mineral, lalu Winter mengajak Karina pergi ke Timezone, setelah itu mereka pergi makan di KFC, lalu Winter belum puas dan sekarang mereka sedang berjalan-jalan sore di taman.

Iya, ini sudah sore dan Karina masih setia menemani adik kelasnya sampai dia puas.

Karina tahu jika Winter sedang memanfaatkannya, dan dengan bodohnya dia sedang berpura-pura tidak tahu, memasang wajah datar saat Winter menginginkan sesuatu agar gadis itu senang dan merasa menang karena sudah mengerjainya.

Gapapa lah asal Winter bahagia.







"Mau apa lagi sekarang?" Tanya Karina, mereka sekarang duduk melihat anak-anak kecil bermain layangan.

"Mau main layangan." Jawab Winter, merasa ingin bermain juga saat melihat wajah bahagia anak-anak itu.

"Bentar, gue beli dulu." Katanya Karina lalu menyuruh Winter menunggu.


Winter menatap punggung Karina, melihat juga bagaimana kakak kelasnya itu berinteraksi bersama anak-anak yang ada di taman. Tersenyum ramah saat anak-anak meminta bantuan untuk menerbangkan layangannya.

Hm, satu hal yang baru Winter lihat dari Karina.

Setelah membantu anak-anak dan berhasil menerbangkan layangan mereka; Karina kembali lagi dengan wajah datarnya. CK, sama anak-anak tadi ramah banget kalau sama Winter datar terus. Bingung Winter tuh.



"Nih, bisa engga Lo?"

Winter menggeleng, "engga."




Karina menghela nafasnya, berpura-pura kesal kembali. Lalu menalikan layangan dengan tali gelasan dan mengajak Winter untuk bergabung bersama anak-anak.

Aduh anak-anak, berasa lagi liburan keluarga.




Karina menerbangkan layangannya, lalu memberikan tali gelasan kepada Winter, gadis mungil itu terlihat senang sekali.

Winter menatap songong salah satu anak yang berada di sampingnya, namanya Fadli.

dengan sengaja Winter mendekatkan layangan miliknya dengan layangan milik Fadli, lalu menganggu anak kecil itu.

"Kak! Aku mau main dengan tenang!" Kata Fadli menjauhkan layangannya dari Winter.

"Engga asik atuh kalau main tenang mah." Balas Winter.

"Lo gangguin anak-anak lagi gue putusin nih tali gelasannya." Winter pun langsung terdiam.







30 menit berlalu dan Winter masih asyik bermain, sedangkan Karina duduk sambil memperhatikan adik kelasnya itu bersama dengan anak-anak kecil lainnya.

Winter tidak terlihat seperti anak SMA sekarang. Gadis manis dan cantik, yang mungkin rindu dengan masa kecilnya. Karina tahu bagaimana susahnya Winter untuk iklhas. Winter kehilangan sosok ayah di saat usianya masih terlalu kecil untuk dipaksa mengerti.

Dipaksa dewasa oleh keadaan dan dituntut untuk mengerti keadaan.

Winter harus merasakan kebahagiaan lebih dari ini, Karina pun tahu itu. Namun dirinya bisa apa? Sudah jelas Winter tidak akan suka jika dirinya terlalu ikut campur. "Emangnya Lo siapa gue?"

Rasanya Karina ingin memutar waktu, kembali ke masa lalu dan datang ke kehidupannya Winter sebelum gadis itu mengenal Veno. Sudah dipastikan; Karina tidak akan membiarkan siapapun menyakiti gadis yang di sayangnya!

It's Only About US Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang