Melihat nilai di rapotnya yang tidak ada nilai merahnya, Winter melompat-lompat kegirangan saat wali kelas memberikan rapot miliknya. Usahanya tidak sia-sia, dia rela telat makan dan kurang tidur hanya untuk mendapatkan nilai bagus di rapotnya, dan sekarang pengorbanannya pun terbalaskan dengan hasil yang memuaskan.
Setelah pulang dari sekolah, Winter segera memasuki kamar kakaknya. Dia melepaskan headset ditelinga Umji secara paksa.
"Apaan sih?!" Tanya Umji kesal.
"Nilai rapot gue di atas 8 semua!" Winter berteriak, dia menyerahkan rapotnya pada Umji.
Umji memeriksa dengan teliti, bahkan keningnya sampai mengerut. Dia mengecek nama pemilik rapot tersebut, "ini beneran? Nilai Lo di atas 8 semuanya??"
"Beneran lah!"
Hening, tidak ada suara apa-apa. Dan beberapa detik kemudian Umji berteriak, "mama! Akhirnya si adek nilainya pada bagus semua!!" Umji berlari sambil membawa rapot milik adiknya.
Di dapur, terdengar teriakan dari mama dan kakaknya, Winter tersenyum lebar. Dia berlari kencang sangking senangnya dia terjatuh dari tangga. Namun bukannya menangis atau merasa kesakitan, gadis itu malah tertawa dan memeluk mamanya yang terlihat khawatir.
"Mama bangga sama kamu." Rambutnya dielus lembut, "kamu harus bangga sama diri kamu sendiri juga." Puncak kepalanya dikecup lama. Winter mengeratkan pelukan dan merespon dengan anggukan.
Memang benar perkataan 'cintailah dirimu sendiri, baru cintai orang lain.' setelah melewati hari-hari yang berat nan penat, jangan lupa berterimakasih pada diri sendiri dan beristirahat.
Lantas, keheningan itu diisi dengan Isak tangis dari sang mama. "Kamu udah berusaha keras ya? Pasti capek, pasti lelah ya? Maaf mama terlalu mementingkan pekerjaan dan mengurangi waktu untuk kamu sama kakak mu juga."
"Mama ih, udah jangan nangis. Mama kerja buat aku sama Kak Umji, mama engga ninggalin kita, mama masih disini." Winter melepaskan pelukan dan menghapus air mata di pipi sang mama.
Beberapa detik kemudian, terdengar Isak tangis lagi. Itu Umji, dia menangis sembari menutupi wajahnya dengan kedua lengan. Winter tertawa namun matanya mengeluarkan air mata juga, akhirnya dia berdiri dan memeluk Umji. "Lo kenapa ikut nangis?!"
"Engga tahu!"
"Dasar cengeng!"
"Lo juga nangis, diem!"
Mama tertawa, lalu beliau memeluk kedua anaknya, "udah kita nangis bertiga aja," dielus dengan perlahan rambut, dikecupnya satu-satu kening mereka. "Mama bangga sama kalian berdua."
Malam harinya, Winter sedang berbaring di atas tempat tidurnya, sudah sekitar 15 menit dia sibuk mengetik pesan lalu dihapus kembali, ketik-hapus ketik-hapus sedari tadi. Akhirnya gadis itu menghela nafas lelah dan melemparkan ponselnya, lalu menatap langit-langit kamarnya.
"Karina lagi ngapain ya? Dia tahu engga ya nilai rapot gue bagus semua?" Dia berbicara sendirian.
Beberapa menit terpaku menatap langit-langit kamar, Winter memiringkan posisi tidurnya, menarik selimut; bersiap untuk tertidur. Ia memejamkan matanya, otaknya memikirkan skenario palsu sebelum masuk kedalam alam mimpi.
^~^
Salah satu hal yang disukai Karina saat liburan adalah menghabiskan waktu bersama dengan keluarganya. Dari tiga hari yang lalu, dia dan keluarga sudah berangkat ke Korea; menemui sang ayah yang memang menetap disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Only About US
Romance→_→ when K fell first but W fell harder. Grey, 2022