"Cepat makan makananmu!" kata Yoongi dengan wajah tanpa ekspresi, namun dengan nada dominan miliknya.
Jimin hanya diam. Hobi sekali pria bulat itu diam. Tapi sejujurnya ia takut akan aura intimidasi yang menguar di sekitar Yoongi.
Pagi ini, entah kenapa nafsu makan Jimin jadi turun drastis. Ia lapar, tapi malas sekali bahkan hanya untuk sekedar mengunyah makanan.
Namun setelahnya ia menyuap beberapa sendok nasi goreng buatan Yoongi. Ya, Yoongi memasak pagi ini. Mungkin saja Yoongi kasihan melihat Jimin tidak sarapan atau makan seadanya yang bisa dia makan setiap hari. Jimin itu tidak pandai memasak.
Ada 2 telur setengah matang di atasnya. Dan melihat kuningnya yang meleleh membuat Jimin mual.
Jimin menatap wajah Yoongi.
Yoongi masih memperhatikan dirinya yang seperti tidak menghargai masakan yang Yoongi buat tersebut. Akhirnya Jimin masukkan suapan besar telur tadi ke dalam mulutnya sampai pipi imutnya menggembung.
Ia kunyah dengan mulut yang sedikit terbuka. Kuning telur itu meleleh dari sudut bibirnya dan hampir mencapai dagu, tapi Jimin cepat-cepat mengelapnya dengan punggung tangannya sendiri.
Setelah beberapa kunyahan...
Uuuweek!!!
Jimin malah mual semakin parah. Dia pun berlari menuju kamar mandi untuk memuntahkan makanan di mulutnya sebelum benar-benar mengeluarkan semua isi perutnya.
"Aku mau ke kamar, ya?" katanya setelah kembali. Jimin terlihat sedikit lemas karena mual tadi.
Awalnya respon Yoongi hanya diam. Apa dia tersinggung? Atau yang lainnya?
Tapi ia malah bertanya, "Kenapa mual?"
Sesaat Jimin hanya diam, berpikir alasan apa yang sebaiknya ia keluarkan. "Aku tidak bisa makan kuning telur setengah matang. Maafkan aku," Jimin hanya mencari aman, yapi memang benar ia tidak suka sesuatu yang lengket seperti itu.
Beruntung Yoongi tidak marah. Yoongi hanya diam, itu sama saja artinya ia boleh ke kamarnya sekarang.
Jimin berjalan menuju kamarnya, mendadak ia pusing mengingat dia hampir muntah tadi.
Kuning telur yang lengket. Menjijikan. Jimin benci sekali sesuatu yang lengket-lengket, membuat dia mual saja. Ingin muntah rasanya, tapi Jimin sayang makanan yang sudah susah payah dia kunyah tadi.
Jimin masuk ke kamarnya, berbaring, lalu menutup matanya. Biarkan saja dia tidur lagi, padahal baru juga bangun beberapa saat lalu. Ini masih pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just a Moon
FanfictionOnescene! Neverending! Boyslove! Hanya mengabadikan ide random dalam bentuk tulisan pendek yang kelewat jelek.