"Di mana aku harus menaruh ini?" tanya Jimin pada Yoongi sambil mengangkat benda yang sedang ia pegang.
Yoongi menoleh, "Taruh di gudang, pada lemari kayu di pojok ruangan dekat jendela," Jimin tidak membalas tapi langsung berjalan menuju gudang.
Jimin bersenandung sambil melompat kecil memasuki kamar yang dijadikan gudang selama belum digunakan sebagaimana fungsi kamar ini. "Lemari. Lemari, lemari yang mana, ya?" Jimin memutar tubuhnya, "Itu," tunjuknya.
Jimin berjalan, menaruh benda yang ia bawa di rak ketiga lemari dari bawah. Di sana banyak benda serupa dengan yang tadi ia bawa, jadi Jimin menaruhnya di sana.
Ia berbalik, "Saatnya kita menonton Run BTS. Yuhuuu... Selesai sudah semua pekerjaanku."
Dukk...
Jimin terduduk di lantai setelah jari kelingking kakinya menabrak kaki meja. Ia menutup mata, meringis tanpa suara, ekspresinya kecut, satu tangan memegang jarinya yang terasa patah dan yang lainnya mencengkeram erat sisi meja yang telah ia tabrak.
Bibirnya ia gigit agar tidak mengeluarkan suara sedikitpun.
'NamjoonNamjoonNamjoonNamjoon-ah...' batinnya. Jimin berharap biasnya di BTS itu bisa mengalihkan rasa sakitnya. Aneh memang caranya.
Semuanya mulai kembali normal setelah hampir 2 menit lamanya. Jimin membuka matanya, menatap jari kakinya yang sudah ia lepas lalu mengelusnya pelan. Kini jari kecil yang memerah itu mati rasa, saking sakitnya sampai kebas.
"Aishh, meja sialan. Sakitnya minta ampun, kalau kakiku sampai patah, kubakar kau!" Yoongi yang menonton dekat pintu sedari tadi hanya tersenyum.
Yoongi mendekati Jimin yang sedang memaki dengan suara pelan, lucu sekali kekasihnya ini menangani rasa sakit.
Ingat ya, kalau kamu merasa sakit, orang lain gak harus tahu. Cukup kamu sendiri, tidak perlu mendesah-desah sakit kalau terjadi sesuatu padamu. Memang siapa kamu bagi orang lain, anak mereka? Jangan jadi lebay hanya karena ingin perhatian orang lain. Jadilah pria sejati.
Begitulah perkataan ibu yang Jimin masih ingat.
Yoongi lingkarkan kedua tangannya di pinggang Jimin. Ia cium singkat bibir seksi milik kekasih imutnya itu lalu ia angkat tubuh bulat yang tidak jauh berbeda tinggi dengan dirinya.
Jimin mengaitkan kakinya melingkari pinggang Yoongi, memeluk erat leher dan menyenderkan kepalanya di bahu sang kekasih. Jimin menutup matanya sambil bergumam kata 'sakit'. Yoongi hanya mengelus punggung Jimin dan terus berjalan keluar gudang setelah menutup pintu.
Tadinya ia berpikir mengambil sesuatu dan melanjutkan pekerjaannya tapi melihat Jimin, ia ingin menemani kekasih manisnya ini saja, deh. Mengurus jari kaki bulat yang terlihat memerah itu lebih penting dari apapun saat ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/327779193-288-k565333.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just a Moon
Fiksi PenggemarOnescene! Boyslove! Kuputuskan untuk selesai sampai bab 35 karena kupikir sudah terlalu banyak, selain itu aku sudah mulai kehabisan ide. Hanya mengabadikan ide random dalam bentuk tulisan pendek yang kelewat jelek, agar tidak hilang tertumpuk memor...