Dia Bermasalah

103 5 0
                                    




Lama. Dan Jimin belum juga menutup matanya.

Dari kepala, Yoongi berpindah mengusap lengan Jimin tapi reaksinya malah meringis pelan. Yoongi terpaksa bangun lagi dan memaksa Jimin untuk duduk.

Tidak peduli Jimin kembali meringis saat Yoongi memegang kedua lengannya dan membawa tubuh Jimin bersandar pada kepala ranjang.

Jimin menekuk kakinya di depan dada begitu ia merasa terancam akan gerakan Yoongi. Yoongi duduk di hadapannya dan mengurung Jimin dengan kedua kakinya. Tangannya masih ada di lengan Jimin untuk mendiamkan pemuda tersebut.

Jimin tidak mau menurunkan lututnya, maka Yoongi tetap memaksa membuka kancing piyama bermotif alpaca putih yang Jimin pakai. Menurunkannya sampai siku dimana ia meringis saat Yoongi sentuh tadi.

Di sana ada bekas gigitan yang membengkak dan memerah. "Ini kenapa?" tanya Yoongi menunjuk cetakan gigi yang dia yakin itu milik Jimin sendiri dari bagaimana bekas itu mencetak gigi seri yang sedikit miring.

Ia menggigit tubuhnya sendiri, Yoongi pastikan itu benar saat Jimin hanya diam menunduk.

"Kau menggigitnya sendiri? Ini kebiasaan barumu?!" tanyanya dengan sedikit membentak. Jimin mengangguk ragu. "Diam di sana, aku akan mengambilkan salep."

Ya, Jimin diam merasakan aura dominan Yoongi, jujur ia takut.

Jimin diam sampai Yoongi kembali dari lemari. Kembali Yoongi mengukungnya, memaksa ia duduk bersila. Lalu Yoongi oleskan obat pada lengannya, ia sedikit meringis tanpa suara, hanya wajahnya saja menunjukkan sedikit rasa sakit. Rupanya anak ini pandai sekali menyembunyikan bangkai.

Selesai.

Tapi Yoongi malah memeloroti piyama Jimin sampai teronggok di belakang tubuh Jimin, hanya masih tersangkut di pergelangan kedua tangannya. Mencari luka lain, bahkan dia sampai ingin memeloroti celana Jimin juga, "Sudah. Tidak ada lagi di tempat lain," kata Jimin sebelum celananya terlepas.

Yoongi peluk tubuh itu sambil memerhatikan punggungnya, mungkin saja ada luka juga di sana tapi ternyata bersih. Hanya ada bekas luka di dada dan perut sebelah kanannya. Bisa dipastikan itu juga adalah cakarannya sendiri.

Ah, masih ada bekas gigitan di kedua pergelangan tangannya saat piyama yang masih tersangkut itu benar-benar terlepas. Agak lebih ke atas, sih, makanya tidak terlihat saat lengan pakaiannya tersingkap biasanya. Bekas gigitan lama juga ada.

Yoongi obati semua lukanya, mulai dari dada, perut, pergelangan dan lengan, semua yang ada lukanya. "Kurasa aku harus rajin memotong kukumu, ya? Dan juga, membuka pakaianmu setiap hari untuk memastikan kau tidak melakukannya lagi kedepannya," ucap Yoongi dengan wajah datarnya. Ia peduli, hanya tidak mengerti kenapa Jimin melukai dirinya sendiri.

Yoongi dan Jimin sudah menikah berbulan-bulan lalu, tapi bahkan ini pertama kalinya Yoongi melihat Jimin tanpa baju. Mereka memang menikah, namun setitikpun cinta tidak ada diantara mereka. Bahkan malam ini pun karena Yoongi memaksa makanya mereka tidur seranjang.

Semuanya sudah di obati, dan Yoongi yang baik membantu memakaikan piyama Jimin kembali. Merapikan kerahnya saat Jimin mengancing sendiri kancing piyamanya. Saat itulah Yoongi baru melihat banyak cakaran lain di sekitar leher Jimin. Agak ke belakang.

Bagaimana bisa? Kemana mata Yoongi tadi? Di bagian belakang, sih, jadi tadi Yoongi tidak memperhatikan.

Sial. Dia kecolongan, mana Jimin diam saja lagi. Akhirnya berbaringnya ditunda dulu, baru setelah diobati mereka benar-benar bersiap tidur. Jimin juga memejamkan matanya, tidak seperti sebelumnya seperti burung hantu saja.

Hangat sekali rasanya setelah dipeluk Yoongi seperti itu. Yoongi manis sekali.


Just a MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang