Pagi hari di dorm Bangtan, para member sedang mengerjakan tugasnya masing-masing yang sudah diberikan Seokjin untuk masakan siang ini.
Ada yang menyiapkan meja makan, lalu menyiapkan nasi, dan sisanya membantu Seokjin di dapur untuk membuat lauk.
Beberapa bertugas membersihkan bahan masakan kemudian memotongnya, menyiapkan daging serta minuman. Bahkan Namjoon yang ceroboh pun ikut mendapat tugas.
Sengaja atau tidak, tapi Namjoon sedang memotong cabai kering saat ini. Sejauh ini semuanya lancar, tapi, sebelum Namjoon menggosok kedua matanya setelah menyentuh cabai.
Namjoon berjalan menuju wastafel berniat mencuci tangan, namun di tengah jalan ia refleks menyentuh matanya sendiri.
Agak gatal tadinya.
Panas, dan matanya tidak bisa terbuka lagi.
"Aaagh... Waagh... Yaaahh..." Namjoon bersuara, tidak berteriak tapi bisa membuat mata semua member tertuju padanya.
"Apa, Namjoon? Ada apa lagi? Kau kenapa?" Seokjin yang merasa paling bertanggungjawab mendekati Namjoon. "Matamu panas?"
Seokjin menuntun tangan Namjoon menuju wastafel. Member lain hanya melihat dari tempat berdiri masing-masing. Sudah bukan rahasia lagi hubungan kedua pemuda itu bagi mereka berlima.
Seokjin mendorong belakang kepala Namjoon agar sedikit menunduk pada kran air, lalu sebelah tangannya ia gunakan untuk menampung air dan membawanya untuk membilas kedua mata namjoon yang sejak tadi masih saja terpejam erat.
Beberapa kali Seokjin membilas mata Namjoon hingga pegangan Namjoon pada bahunya mengendur, pertanda bahwa Namjoon mungkin merasa lebih baik. Kemudian dibuktikan dengan terbukanya iris yang sedikit sayu itu untuk menatap balik dirinya.
Semua diam untuk beberapa saat sampai Namjoon merasa matanya masih sedikit panas. Berkedip-kedip pelan, Seokjin merasakannya.
Seokjin membawa kepala Namjoon pada bahunya, mengusap pelan rambut belakang Namjoon. Mereka berpelukan, bahkan Namjoon mengusak matanya pada kain kaos di bahu Seokjin sampai basah.
Seokjin sayang sekali dengan Namjoon. Ia mencintainya, terlepas seberapa ceroboh pun seorang Kim Namjoon itu.
Sejak mereka berpelukan tadi, sebagian member lain sudah kembali mengerjakan bagian mereka masing-masing. Padahal seru sekali menonton adegan romansa semacam itu ini secara live, tapi bisa gagal makan enak nanti kalau melanjutkan nonton drama ini.
Jika mereka masih menonton, lalu Seokjin selesai dengan urusannya, Seokjin akan merasa malu dan bisa mengunci diri di kamar setelahnya. Kan juru masak mereka itu Seokjin, bisa gawat kalau Seokjin tidak melanjutkan masakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just a Moon
FanfictionOnescene! Neverending! Boyslove! Hanya mengabadikan ide random dalam bentuk tulisan pendek yang kelewat jelek.