Sunset

45 5 6
                                    


"Sungguh? Kamu akan datang ke penginapanku, kan, nanti sore?" Jimin terlihat sangat bersemangat mendengar kalau Yoongi akan menemuinya.

Jauh-jauh Jimin datang kemari, hanya untuk memberikan kejutan ini. Menyusul Yoongi yang tengah berlibur.

Tempat makan yang mereka tempati saat ini masih ramai mengingat masih termasuk jam makan siang. Kebanyakan adalah turis yang juga datang untuk melihat keindahan alam yang disajikan di desa ini.

"Aku akan pulang dulu, kutunggu nanti sore. Datanglah dan aku akan menunjukkan tempat bagus melihat matahari terbenam," Jimin melambai singkat sambil berlari kecil.

Jimin akan membereskan sedikit kamar penginapannya sambil menunggu Yoongi, kemudian mereka akan melihat matahari tenggelam bersama. Dan saat itulah dia akan mengatakan kejutannya. Ah, Jimin sangat bahagia membayangkannya.

Tidak terasa sudah jam 4 saja. Seharusnya Yoongi sudah datang sejak setengah jam lalu setelah Jimin mengirim pesan. Tapi kenapa Yoongi belum juga sampai, bahkan teleponnya tidak diangkat.

Hampir satu jam Jimin menunggu, tapi tidak ada tanda-tanda kehadiran Yoongi. Bahkan kini handphonenya mati saat ia coba telepon lagi.

Kemana Jimin harus menemui Yoongi, sedang ia bahkan tidak menanyakan tempat Yoongi menginap. Tanpa berbekal apapun, Jimin mencoba mencari Yoongi dengan berjalan kaki.

Desa ini memang kecil, orang-orang di sini hanya punya sepeda. Namun jangan tanyakan seberapa indah desa ini. Desa tua yang terletak di pinggir tebing yang tidak terlalu tinggi.

Setelah berjalan setengah jam, kaki Jimin sampai di tempat ini. Tempat yang sering ia datangi bersama sahabatnya di masa kecil dulu. Karena nyatanya desa ini adalah tempat dimana Jimin dan Hoseok menghabiskan masa kecil mereka. Berpuluh-puluh tahun silam.

Langkahnya sayu, perutnya terasa melilit. Tempat ini masih sama, bedanya hanya kini banyak turis yang sedang liburan.

Jimin berbelok masuk pada jalan setapak yang dikelilingi pepohonan. Tidak jauh, ia sampai di pinggiran tebing tanpa pembatas. Di bawah sana ada danau yang berbeda kedalaman. Ada yang berwarna biru, hijau pekat hingga hitam.

Hah, tidak terasa kini matahari sudah hampir tenggelam. Dan Jimin hanya menyaksikannya sendirian, ah tidak, dia bersama seseorang yang paling ia nantikan kehadirannya.

Sekali lagi Jimin melihat ponselnya, pesan yang ia kirim masih belum dibaca. Lalu handphone itu jatuh ke tanah sebelum tubuh Jimin juga ikut jatuh menuju danau yang berwarna hijau pekat di bawah sana.

Jimin mengusap perutnya sebelum ia peluk dirinya sendiri. Seakan air matanya yang menetes tertinggal di udara ketika tubuhnya terhempas begitu dalam ke air dingin.

Tubuhnya menghilang ditelan air, bersama menghilangnya cahaya jingga yang jauh di ujung sana, membuat semuanya gelap.

Gelap yang Jimin lihat tidak mampu menghilangkan bayangan dimana orang terkasihnya mengkhianati penantiannya, apalagi bersama sahabatnya sendiri.

Jimin terlalu lemah untuk menyaksikan Yoongi dan Hoseok bercumbu, ketika ia menantikan orang itu datang memeluknya.












Aku hamil

Ketika sebuah pesan masuk dibaca oleh Yoongi.


Just a MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang