Pregnant

35 5 0
                                    


Jungkook tengah mengandung bayi berusia 9 minggu yang hadir karena penculikan dan pemerkosaan yang ia alami sebelumnya. Sejak saat itu, hidupnya telah hancur dan semakin hancur saja dengan kehadiran nyawa di dalam perutnya tersebut.

Keadaan mentalnya sangat buruk karena tak seorangpun yang dapat mendengarkan ceritanya. Ia jauh dari orang tua karena perantauan. Teman satu kosnya pun kurang pantas mendengar keluh kesahnya sebab mereka tak bisa dibilang dekat, hanya berbagi tempat tinggal.

Saat Jungkook bercerita pada ibunya melalui telepon, sang ibu marah besar dan tidak memperbolehkannya pulang jika hanya membawa aib. Jungkook menangis hari itu, yang didengar teman sekamarnya. Ia akhirnya menceritakan pasal kehamilan dan rencananya untuk melakukan aborsi.

Tidak lama berita kehamilan Jungkook tersebar di seluruh penghuni kosan. Jelas teman sekamarnya yang menyebarkan informasi ini. Siapa lagi memangnya yang tahu selin dia, bahkan Jungkook tidak pernah berbicara dengan suaranya soal kehamilannya.

Nyatanya mereka tidak terlalu peduli, hanya menasehatinya basa basi. Mengatakan anak itu tidak bersalah atau semacamnya. Mereka hanya tidak tau bagaimana sulitnya Jungkook menjalani harinya dengan perasaan gelisah setiap saat. Bagaimana lemahnya hati Jungkook untuk menghadapi tekanan batin seorang diri.

Meski semua orang menentang keputusan Jungkook, tapi ia tetap memilih melakukan aborsi. Mereka hanya bisa memberi nasehat yang menurut mereka benar dari apa yang bisa dilihat, tapi Jungkook yang memiliki hak mutlak memutuskan kehidupannya sendiri. Mereka memberi nasehat, tapi keputusan akhir tetap milik Jungkook.

"Kau yakin, Kook?"

"Aku sangat yakin akan hal ini, Jim. Kau tahu, seseorang pernah bilang padaku, dia bilang aku tidak harus melahirkan bayiku jika itu akan membuatku menyesal. Jika melakukannya adalah beban untukku. Dia tidak ingin anakku menjadi masa lalu kelam bagiku. Jika aku melahirkannya, lalu kami menjalani hidup yang buruk, maka anakku akan kesulitan nantinya. Jika dia tidak pernah lahir, dia tidak akan merasakan kesulitan yang menanti kelahirannya. Dia memang tidak bersalah, tapi aku tidak akan membiarkan ia mencicipi betapa kejamnya dunia seperti yang aku lalui."

"Memang apa salahnya aborsi, aku hanya akan mendapatkan dosa, mungkin. Dan penyesalan jika aku akan menyesal. Dia akan membatasi gerakku untuk meraih mimpiku nanti, aku masih memiliki mimpi, Jim. Aku akan menyalahkannya karena menjadi penghalang bagiku, bukankah itu lebih buruk?"

Dua kalimat panjang yang Jungkook jabarkan mampu mendiamkan Jimin yang mendengarnya. Nyatanya seseorang tidak akan benar-benar paham sebelum ia merasakan sendiri bagaimana rasanya mengalami langsung.

"Jim, kau tau? Aku tidak ingin mengatakan gara-gara melahirkanmu, aku jadi tidak bisa melanjutkan mimpiku, pada anakku. Aku tidak ingin ia membawa gen penjahat seperti ayahnya. Aku tidak ingin ia membawa nasib burukku. Aku tidak ingin ada orang yang mengejek cara ia tercipta. Mungkin orang akan berkata aku jahat, iya aku memang jahat mengambil pilihan yang egois untuk diriku sendiri."

"Lakukanlah apa yang menurutmu benar, karena hanya kau sendiri yang tahu bagaimana hidupmu. Aku tidak akan menyalahkanmu, atau menasehatimu karena aku tidak tahu apa yang akan aku pilih jika aku menjadi dirimu."













Bagaimana menurut kalian? Kalau kalian ada di posisi Jungkook. Apa yang akan kalian pilih? Apakah pilihan Jungkook dibenarkan atau tindakan yang salah?











Vote!!⭐

Just a MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang