Tragedi

88 4 0
                                    




Sore ini langit terlihat sangat indah. Lihat saja bagaimana matahari membuat seluruh alam berwarna jingga. Meski sudah hampir malam, itu tidak jadi penghalang bagi Hoseok untuk melakukan rutinitasnya setiap sore.

Bersepeda.

Ya. Hoseok suka sekali bersepeda melewati jalan yang dikelilingi hijaunya tumbuhan di sekitar. Menghirup udara sore yang terasa menenangkan.

Desa tempat Hoseok tinggal harus melewati sekitar 1 kilometer padang hijau sebelum sampai di desa sebelah, atau jalan raya. Desanya memang agak sedikit masuk menuju pegunungan, tapi di situlah keindahan alamnya berada.

Sore ini Hoseok berencana mengayuh sepedanya lebih jaun ke desa sebelah untuk membeli beberapa bahan makanan di swalayan. Ia mengayuh sepedanya sambil bersenandung hingga tiba ke tempat tujuan.

Saat Hoseok memilih-milih apa yang akan ia beli, kebetulan sekali dia bertemu teman sekelasnya di sekolah menengah, Namjoon namanya. Hal tidak terencana pun terjadi. Mereka berbincang cukup lama di depan swalayan yang menyediakan kursi kayu.

Lama berbicara, akhirnya langit sudah menggelap. Sebuah warning agar Hoseok bergegas mengayuh sepedanya lagi. Berhubung mereka tinggal di desa berbeda, jadi mereka pulang melewati jalan menuju rumah masing-masing.

Kali ini Hoseok mengambil jalan yang lebih dekat meskipun pemandangannya tidak seindah jalan yang dia lewati sebelumnya. Tapi apa gunanya juga, toh hari sudah gelap jadi tidak akan terlihat pemandangan lagi selain jalan yang diterangi lampu setiap 50 meternya.

Gelapnya langit bukanlah apa-apa bagi anak pemberani seperti Hoseok. Bahkan saat hanya ada beberapa pengendara serta mobil yang bisa dipastikan tidak bisa lewat karena di depan sana, di dekat rumah Hoseok sedang ada acara yang membuat jalan tertutup untuk kendaraan besar.

Tiba-tiba di tengah perjalanan, Hoseok merasa sedikit merinding. Ada apa ini? Hoseok merasakan sebuah alarm dalam otaknya yang menyuruh untuk mempercepat kayuhan sepedanya. Semakin cepat Hoseok mengayuh, rasanya semakin menegangkan saja.

Jantung Hoseok terasa berdetak tidak enak setelah melihat aspal di bawahnya terasa lebih terang. Pasti lampu pengendara di belakang. Hoseok pun menoleh tanpa memperlambat kayuhannya.

Hoseok melihat sebuah sepeda motor yang ditumpangi dua orang berjalan selambat sepedanya. Hoseok merasa tambah tidak enak karena gelagat dua orang itu, meski ia tidak dapat melihat dengan jelas wajahnya.

Tiba-tiba sepeda motor itu menyalip dan menghentikan sepeda Hoseok ketika pengendara lain sudah melewati mereka. Antara terkejut serta lega karena dua orang ini Hoseok kenal salah satunya.

Tapi ini aneh, kan?

Sedetik saja, terjawab sudah ketakutan Hoseok ketika dua orang yang salah satunya Hoseok tahu bernama Jungkook dan rekannya itu menarik tubuhnya menuju semak-semak yang cukup dekat dengan pinggiran jalan, tanpa peduli sepeda Hoseok tergeletak di tengah jalan.

Rupanya Hoseok diperkosa di tempat yang sangat tidak estetik itu. Di semak pinggir jalan yang cukup rimbun untuk melindungi tubuhnya dari terlihat pengendara yang lewat.

Hoseok digilir oleh mereka berdua. Pertama Jungkook lalu serangan bertubi-tubi dari rekannya, Taehyung.

Sekarang Hoseok bahkan lupa bagaimana rasa sakitnya yang membuat mati rasa tersebut. Seakan amnesia sebelum ia kehilangan seluruh kesadarannya.

Tubuh Hoseok terlihat sangat memprihatinkan dengan tanah dan daun kering melekat pada tubuh telanjangnya. Lebam dan goresan ranting ikut menghiasi tubuh kotornya. Jangan tanya lagi soal bagaimana keadaan pusat tubuhnya yang mengeluarkan darah cukup banyak. Parahnya Taehyung memasukkan boxer Jungkook ke dalam mulut kecil Hoseok.

Saat Jungkook dan Taehyung puas, mereka berhenti dan merapikan pakaian yang mereka gunakan sambil sedikit berbincang. Saat itu Hoseok bangun dan dengan sekuat tenaga berlari keluar dari semak lalu terjatuh di depan seorang pengendara, seorang bapak-bapak tetangga dekat rumahnya.

Dengan tubuh telanjangnya yang kotor, Hoseok pingsan begitu saja ketika bapak itu turun dari motornya. Saat itu Jungkook dan Taehyung sudah kabur begitu saja membawa motor mereka yang tak jauh dari sana.

Bapak itu bahkan bingung bagaimana cara menutup tubuh pemuda di depannya. Kemudian ia bergegas mematikan senter motornya yang dibiarkan menyala sejak tadi untuk menghindari kalau ada pengendara lain melihat tubuh telanjang Hoseok.

Tidak ada apapun yang bisa ia gunakan untuk menutupi tubuh Hoseok, bahkan pakaian pemuda itu tidak terlihat sejauh matanya memandang. Pada akhirnya ia melepas kemeja lengan pendek dengan motif kotak di tubuhnya untuk Hoseok.

Bapak itu membawa Hoseok di pangkuannya sambil menyalakan motornya menuju puskesmas. Susah payah ia mempertahankan berat badan Hoseok agar tidak jatuh. Bahkan pantat Hoseok yang kotor pun bisa terlihat olehnya.

Setelah Hoseok masuk IGD, bapak tua itu kembali dengan motornya untuk menjemput ibu Hoseok karena tidak memiliki telepon. Dan ketika tiba di hadapan ibu Hoseok yang sedang sibuk dengan ibu-ibu lain dengan darah di celananya tanpa atasan membuat para ibu-ibu itu tertegun.

Singkat cerita mereka berdua sudah ada di ruang rawat Hoseok. Kemudian bapak itu berpamitan untuk pulang lebih dulu setelah mendengar bahwa Hoseok kemungkinan harus dirawat kurang lebih seminggu.

Anal Hoseok mengalami robekan yang cukup parah hingga perlu beberapa jahitan. Dan besar kemungkinan pemuda itu akan mengalami trauma mental yang memerlukan bantuan dokter.

Jika perlu, dokter akan membuat surat rujukan ke psikiater setelah Hoseok boleh pulang.


Just a MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang