"Menurutku akan lebih baik jika kalian kembali bersama lagi."
"Tidak, hyung. Aku tidak mau mengulangi masa lalu lagi. Memang sudah menjadi takdir kami untuk berpisah," Jimin menjelaskan pada Seokjin kalau dia tidak mau bersama kembali dengan Yoongi.
Jimin tidak mau.
Tidak untuk mengulangi kesalahan yang sama lagi. Jimin memang mencintai Yoongi, tapi ketika lelaki itu mengajaknya kembali, Jimin tidak ingin melihat ke belakang lagi.
Mungkin dia memang berubah, namun mereka belum tentu akan cocok untuk satu sama lain jika disatukan kembali.
"Tapi kalian sudah menuliskan cerita yang panjang bersama-sama. Kau mungkin membutuhkan dia yang sudah kau kenal luar dalam sejak lama," Seokjin hanya ingin Jimin bersama orang yang telah lama bersamanya untuk merasakan kecocokan yang lebih.
"Mungkin saja ini keputusan yang keliru, atau malah keputusan tepat untukku. Tapi aku tidak akan berubah pikiran. Bahkan jika Tuhan memberi pilihan untuk membawanya kembali atau membiarkan orang asing masuk ke kehidupanku, aku akan memilih untuk mencoba terbuka pada kemungkinan yang lebih baik bersama dia yang akan menulis kembali kisah kita bersama dari bab pertama."
"Hyung, mungkin aku takut, mungkin saja karena aku masih manusia biasa yang akan dengan mudah merespon setiap rasa dengan berbeda. Aku hanya ingin bebas, dan aku ingin mencoba peruntungan baru hidupku. Mungkin usiaku masih panjang, dan itu artinya aku punya banyak waktu untu tidak bersantai atau hanya berjalan di tempat itu-itu saja."
Seokjin tersenyum manis atas kedewasaan adiknya ini. Yoongi, masa lalu adiknya ini menempa pribadi Jimin untuk jadi Jimin yang sekarang. Seokjin hanya berharap Jimin bahagia dengan jalan barunya setelah melepas sesak yang sebelumnya belum bisa ia lepaskan dengan mudah.
"Biarkan aku mencoba jalan ini. Biarkan aku melepas masa laluku," tatapan sendunya tidak bisa lepas dari sang kakak, "Selamat berpisah Yoongiku tersayang. Aku masih akan mencintaimu sebagai Yoongi yang pernah menyakitiku, namun aku tidak bisa memungkiri bahwa kau pernah jadi alasan aku sangat bahagia. Terima kasih. Aku hanya berharap kita akan menjalani hidup yang lebih baik dengan berpisah. Sekali lagi selamat tinggal, cintaku."
Aku pernah ditanya, apa aku akan memilih kembali bersama dengan orang lama di tempat baru, atau aku akan membiarkan orang asing masuk ke ceritaku?
Aku sudah memikirkan ini sejak lama. Aku hanya ingin memberi kesempatan pada dia yang belum pernah aku tahu. Mungkin dia akan lebih baik dalam mengukir cerita daripada masa laluku.
Atau mungkin juga dia akan memperburuk tulisan yang telah aku tulis ini. Namun aku memilih mengambil resiko untuk menggapai kemungkinan yang lebih baik itu.
Yang lama bersamamu pasti sudah tahu luar dalam kamu seperti apa. Sebaliknya, kamu sudah tahu baik buruk dirinya kepadamu. Maka kamu akan memilih mencoba peruntungan baru itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just a Moon
FanficOnescene! Neverending! Boyslove! Hanya mengabadikan ide random dalam bentuk tulisan pendek yang kelewat jelek.