#2

52 11 0
                                    

Ahza berjalan kearah Kara yang sedari tadi sudah menunggunya diparkiran sekolah, nampak semburat masam dari wajah Kara , tatapannya begitu tajam saat menangkap sosok Ahza dengan baju sekolah yang acak acak an.
" lo kebiasaan banget sih ga bilang kalo mau latian basket.. Kan gue jadinya harus nunggu kaya orang gila disini" celoteh Kara pada Ahza yang kini sudah berdiri dihadapannya.
" lo bawel ngapa ngga ngojol aja" timpal Ahza yang berhasil membuat Kara kicep.
" ya.. Menurut lo? " Kara tak mau kalah.
"menurut gue, lo ngga mau ketinggalan momen sama orang ganteng kaya gue" ujar Ahza pede, Kara berdecih pelan.
" ganteng dari jonggol " .
Ahza kini sudah ada diatas motor, tangan kanannya menyodorkan helm pada Kara, " buruan pake, abis tu naek.. Ga pake lama" titah Ahza , bukannya langsung meraih helm dan memmakainya Kara justru memandang Ahza sebal.
" nah.. Cewek disuruh cepetan malah ngeliatin.. Lo mmau pulang ga? " tanya Ahza sekali lagi.
" woy anak monyet.. Harusnya itu gue yang marah udah nungguin lo ampe berjamur..ngapa malah jadi lo yang ngocehin gue? " Kara tak terima dengan omelan Ahza, tapi Ahza tak menghiraukannya, dihidupkan nya motor miliknya lalu berlalu meninggalkan Kara.
" woy Ahza bangke..! Gausah kurang ajar lo" teriak Kara, Ahza menghentikan motornya dan menoleh kebelakang.
"sayang... Ayo kita pulang.. Anak anak udah nunggu.. Bawelnya nanti ya ditahan." ujar Ahza yang menambah kejengkelan Kara, Kara mendengus kesal lalu menghampiri motor Ahza dan naik dengan posisi duduk yang sengaja ia beri jarak.

Seusai mandi dan makan malam, Ahza menghempaskan tubuhnnya diatas kasur. Jarinya dengan lincah mengirimkan pesan untuk Kara, sekedar mengingatkan bahwa besok ada banyak tugas yang harus dikumpul.

Ahza:
Jangan lupa kimia bab 2, 20 pilgan sisanya essay. Mapel ke 3 harus udah ada dikantor.

Tak lama terdengar notif pesan,

Kara:
Lo udah kelar?

Ahza:
Menurut lo?

Kara:
Bagi dong, gue malem ini ada kerjaan.. Nyokap minta dipijit jadi ga ada waktu.. Ya? Please...

Ahza menghela nafas panjang, jawaban pasti dari seorang Kara tak pernah berubah.

Ahza:
Nothing reason! Kerjain sekarang

Kara:
Gue ga bisa!! berhubung lo orang baik jadi mapel pertama gue salin dari buku lo.
Oke.. Makasih Ahza Syahreza ❤

Ahza memutar bola matanya kesal, merasa ingin mencubit pipi Kara saat itu juga . Tanpa ia sadari, senyum terulas,
"kapan ya baik nya? " tanya Ahza dalam hati..

Disela jam istirahat bu Angget masuk kedalam kelas XII IPA B menanyakan tugas yang harus segera dikumpul, Kara yang belum mengerjakan tugasnya hanya mampu menelan ludah kasar, sesekali ia memanggil nama Ahza tapi hasilnya Ahza tak menoleh kearah Kara sedikit pun.
"ada yang belum mengerjakan? " tanya bu Angget, "udah buuu" jawab seisi kelas bersamaan, tapi tidak dengan Kara yang mulai didatangi keringat dingin.
Merasa ada yang kurang bu Angget menyapu pandangan keseisi kelas, dan tatapannya berhenti tepat pada Kara, siswi yang tengah tertunduk dan berdo'a agar tak disebut namanya.
"Kara? Kamu sudah mengerjakan tugas kemarin? " tanya bu Angget, Kara mendongakkan kepalanya pelan.
"be... Belum... Buuu... " jawab Kara gugup, sontak tatapan bu Angget membuat Kara menelan ludah kasar.
" keluar kelas dan kerjakan tugas kamu diluar , SEKARANG!! " teriak bu Angget , tanpa menunggu lama diambilnya buku Kimia dan lari keluar dari kelas.

Kini suasana perpustakaan nampak benar benar sunyi, lantaran bel masuk sudah berdenting sejak 10 menit yang lalu. Meskipun begitu masih ada beberapa siswa yang berlalu lalang untuk mencari buku referensi tugas atau sekedar ngadem alias bolos jam pelajaran, seperti Kara contohnya. Ia meletakkan kepalanya diatas meja,
"bukk" sebuah tepukan kecil mendarat di pundak Kara, sontak membuat nya hampir melayangkan sebuah tamparan kearah wajah Ahza -sipelaku-,bersyukur Ahza dengan cepat menangkapnya.
"eits mau ngapain cantikk,, enteng banget tangannya" ledek Ahza dengan senyum khasnya.
"ihhh ngapain sih lo kesini?? Mau ngancurin idup gue lagi apa, hah?! " tanya Kara penuh kekesalan. Namun Ahza justru tidak menjawab, ia malah terus memandang wajah Kara sambil senyamsenyum.
"ngancurin idup kamu? Lah... Kan aku yang bakalan bahagiain kamu dan anak anak kita nanti" dan Ahza tetap bersikukuh dengan sikapnya yang menyebalkan.
Kara menatap wajah Ahza dengan hidung yang memerah dan matanya yang mulai berkaca kaca, dalam hitungan detik tangis Kara pecah dihadapan Ahza.
" Ra,, lo nangis?... Lo terharu sama kata kata gue barusan? Lo... Lo beneran mau jad-" , "plak" Ahza harus bungkam akibat tamparan keras yang mendarat dipipi kanannya , membuatnya mengaduh kesakitan.
" dasar Ahza bangke..!! Lo tuh kenapa sih ngeselin banget?? Mau sampe kapan lo ngeselin kaya gini? " celoteh Kara dengan sesenggukan, Ahza menghela nafas panjang lalu memandang manik mata Kara dalam.
"Ra" seru Ahza pelan,
" Ra... " Ahza meraih puncak kepala Kara dan mengelusnya pelan
"Ra.. Maafin gue ya... Janji deh ga bakal bahas masa depan kita.. "
Kara yang sudah sesak dengan kekesalannya pun memukul keras lengan Ahza sebelum akhirnya bangkit dari kursi dan pergi meninggalkan Ahza sendiri.







On Your Smile Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang