Kara memicingkan mata kearah jarum jam, pukul 7 malam dan ia belum menyelesaikan tugasnya, sedangkan Ahza masih terus menjelaskan bab kimia yang tengah mereka kerjakan sekarang. Berkali Kara mengeluh dan meminta Ahza untuk menghentikan penjelasannya itu. Ahza menghela nafas lalu membenarkan posisi duduknya menjadi berhadapan dengan Kara, ia memiringkan kepalanya seraya menatap kearah wajah Kara.
" lo harus selesai malem ini.. Besok ga boleh ada tugas tambahan,, faham? " tanya Ahza yang membuat Kara kembali merengek.
"bisa ga lo tinggal kasih tau jawabannya?? Lo ga usah capek capek deh ngejelasin semuanya buat gue.." timpal Kara yang langsung dibalas gelengan kecil oleh Ahza.
" ga bisa" ujar Ahza tegas sebelum akhirnya kembali tertuju pada tugas mereka. Kara yang sudah terlanjur kesal pun meraih ponsel diatas meja dan melanjutkan drakor yang sempat tertunda, dan drngan sengaja ia membesarkan volume hp miliknya, membuat Ahza terganggu karna nya.
"Ra.. Kerjain dulu baru nonton.. " tegur Ahza tanpa menoleh, namun Kara diam tak menjawab. Ahza mengusap wajahnya kasar sebelum akhirnya meraih paksa ponsel dari genggaman Kara.
"ihhh lo apa apaan sih.. Ga sopan tau ga kaya gitu.. Itu namanya melanggar privasi orang!! " oceh Kara tak terima, Ahza menyunggingkan bibirnya, "nggak menghargai orang juga ga sopan" timpal Ahza, Kara mamyunkan bibirnya, menyesal karna meminta bantuan Ahza untuk mengerjakan tugas.
" yaudah.. Makanya cepetan... Lo juga harus ngehargain waktu istirahat gue dong...! " tukas Kara tak mau kalah,
Ahza melirik kearah jam dinding, ia membenarkan ucapan Kara karna malam mulai larut.
"oke.. Salin semua tugas essay gue dibuku,, gue mau ambil minum sekalian ngambil kunci motor" ujar Ahza sebelum akhirnya bangkit dari duduknya dan pergi menuju dapur untuk mengambil minum.
"balikin dulu hp nya" , Ahza kembali memberikan hp yang ada digenggamannya pada sipemilik.Ahza menenggak segelas air minum hingga kandas, lalu teringat olehnya jika motor nya tengah diperbaiki karna rusak sedangkan mobilnya barusaja dipinjam Aldi dan Aidan tadi sore. Ahza berusaha menghubungi Aldi ataupun Aidan.
"duh.. Gimana ya.. Ini gua sama Aldi aja belum nyampe.. Mungkin ntar jam 12 malem baru balik.. " jelas Aldi pada Ahza.
"ouh.. Yaudah gapapa deh.. Lo pake aja dulu itu mobil.. " balas Ahza..
"oke makasih ya Za.. Sorry nih kalo ngerepotin.. "
" iya gapapa, santai aja kali" ucap Ahza sebelum akhirnya sambungan terputus. Ahza tak ada cara lain selain mengantar Kara dengan berjalan kaki.Ahza tersenyum sambil memasukkan satu tangannya kedalam saku celananya, ia tak tau jika Kara benar benar lelah . Kara sudah memejamkan matanya mungkin gikirannya sudah mengarungi alam bawah sadarnya , Ahza duduk disamping Kara dan turut meletakkan kepalanya diatas meja seperti yang Kara lakukan membuat wajah keduanya saling berhadapan. Ahza tersenyum, merasa bahagia hanya dengan melakukan seperti ini.
" kalo lo bukan sahabat gue udah pacaran kali ya" ujar Ahza lirih namun mampu terdengar, dalam hitungan detik mata Kara terbuka seakan akan bisikan Ahza membuatnya terbangun. Kini pandangan keduanya saling bertaut, bukannya segera menghindar Ahza justru semakin menunjukkan senyum manisnya , jantung Kara dibuatnya berdetak secara abnormal. Kara yang tak ingin mengakui jika wajah sahabatnya itu begitu tampan pun segera mengangkat kepalanya dan membuang muka dari tatapan Ahza.
" Za.. Lo ngapa malah ngeliatin doang sihhh.. Bukan nya bangunin juga... " Kara mengocehi Ahza yang bersikap demikian, tapi Ahza justru terkekeh."mobil gue dipinjem Aldi sama Aidan, motor gue lagi dibawa kebengkel.. " ucap Ahza tiba tiba. Kara tertegun mendengar ucapan Ahza barusan,
"yaudah klo gitu gue mesen ojol aja" tangan Kara dengan ligat memesan ojol saat itu juga, "gausah... " Ahza menjsuhkan Kara dari ponselnya,
"gue yang anter lo pulang" sambung Ahza, Kara mengerutkan dahi dalam.
" tapi kan lo ga ada kendaraan?" tanya Kara bingung.
"gue anter lo pulang meskipun jalan kaki.." balas Ahza mantap. Kara menelan ludah kasar, mengapa Ahza harus keras kepala baginya? Tanya Kara dalam hati.Ahza memelankan langkahnya, membuatnya kini bberjalan dibelakang Kara. Kara yang merasa tak nyaman pun mrnolrh kearah belakang.
"kok malah jadu dibelakang gue sih? " tanya Kara yang terdengar seakan ia ingin Ahza berjalan disampingnya.
"gapapa.. Gue jagain lo dari belakang aja..biar ga ilang " ledek Ahza, Kara memutar bola matanya kesal ia harap Ahza tak memulai kegilannya malam ini.
Keduanya kembali melanjutkan perjalanan dan dengan jailnya Ahza menelfon Kara yang berjalan dihadapannya.
"Ahzaaa... Apa apaan sih.. Nelfon ga jelas.. " Kara menggerutu kesal, Ahza hanya terkekeh.
"gue denger... Melanny jadian ya sama anak kelas kita? " tanya Ahza tiba tiba.
"heh.. Siapa kali yang mau sama orang cerewet kayak dia.. Bawel banget"
"tuh buktinya udah jadian.. Berarti ada yang mau lahh.. Orang mak lampir kaya elo aja gue mau" ucap Ahza asal, "yang lo bilang mak lampir itu siapa? " tanya Kara seraya menghentikan langkahnya dan bersiap untuk menghabisi Ahza dibelakang.
"ya menurut lo mak lampir yang ngalahin Melanny siapa?" tanya Ahza lagi, Kara berbalik badan.
"dasar mulut kura-" kalimat Kara tersekat saat tubuhnya membalikkan badan dan mendapati Ahza berada tepat dibelakang nya. Tatapannya teduh dan senyumnya mekar dengan sempurna, Kara tak kuasa tuk memandang lebih lama. Ahza mennundukkan kepalanya membuat wajahnya sejajar dengan wajah Kara, nampak jelas wajah Kara yang memerah. Ahza menutup kedua mata Kara dengan telapak tangannya dan menyentuh pipi Kara dengan bibir nya.
" satu kosong" ujar Ahza sebelum akhirnya berlari menjauh dari Kara dengan wajah semringah bahagia.
Kara mencoba mengatur nafas,
"DASAR AHZA SIALANNN!! " teriak Kara tak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
On Your Smile
Teen Fiction"Tidak Ra, ini bukan hanya perihal aku bersedia disampingmu bahkan lebih dalam dari itu aku akan selalu siap" Batin Ahza tak pernah hening, selalu berisik jika harus berhadapan dengan wanita indah satu ini. Jika suatu hari ia harus jatuh hati, Ahza...